Jakarta (ANTARA News) - Pengembang gim asal Bandung, Lentera Nusantara, yang sedang mengembangkan gim konsol “Ghost Parade” berencana membuatnya ke dalam versi mobile tahun depan.

"Mobile tidak akan kami lupakan, mungkin konten akan berbeda sebagai komplementer dari versi konsol," kata Managing Director Lentera Nusantara, Wahyu Agung Pramudito saat ditemui di acara Bekraf Outlook 2019 di Jakarta, Rabu.

Lentera Nusantara sedang mengembangkan gim bertema koleksi hantu Nusantara berjudul "Ghost Parade", yang sudah dilirik penerbit gim di Amerika Serikat, Aksys. Rencananya, pada kuartal kedua 2019 permainan ini akan masuk ke PlayStation 4 dan Nintendo Switch.

Setelah gim ini rilis, Lentera Nusantara berencana mengembangkan Ghost Parade ke dalam bentuk lain, termasuk animasi dan gim versi perangkat mobile.

"Ghost Parade" dikembangkan sejak 2015 lalu oleh tim Lentera Nusantara yang sepenuhnya orang Indonesia, mereka tertarik mengembangkan gim untuk konsol terlebih dulu dibandingkan versi mobile dengan alasan menantang diri untuk membuat sesuatu yang mereka anggap paling sulit.

Selain itu, mereka menilai baru platform di konsol dan komputer yang saat ini mampu mengekomodasi keinginan mereka dalam membuat gim.

Di Indonesia, menurut Wahyu, belum banyak yang mengetahui bagaimana cara membuat gim bertipe premium. Hal itu mendasari mereka untuk belajar membuat gim dan mengeksplorasi kemampuan mereka sejak 2015 lalu.

Selain itu, Lentera Nusantara menilai pasar game untuk konsol di Indonesia belum besar sehingga belum banyak pemain dalam bidang tersebut.

"Tapi, pasar konsol gim ada di dunia," kata dia.

"Ghost Parade" menceritakan pengalaman karakter anak perempuan bernama Suri melewati hutan yang berisi banyak hal buruk dan hantu.

Lentera Nusantara tidak menghadirkan hantu sebagai sosok yang menakutkan, namun, justru sebagai sosok yang dapat membantu melawan peristiwa-peristiwa buruk di hutan tersebut.

Lentera Nusantara memasukkan berbagai hantu lokal yang kerap ditemui di cerita dan legenda di berbagai daerah di Indonesia. Misi mereka ingin membaut hantu-hantu lokal juga dikenali di tempat hingga negara lain, seperti kita mengetahui legenda vampir dan Drakula misalnya.

"Supaya orang Eropa juga tahu tentang kuntilanak, misalnya tentang paku emas yang dicabut dari kepala akan mengubah kuntilanak jadi perempuan cantik," kata dia.

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2018