Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi III DPR RI Abdul Kadir Karding meminta Pengurus Besar Persatuan Menembak dan Berburu Indonesia (PB Perbakin) memperketat penggunaan senjata para anggotanya agar tidak terjadi kejadian penembakan salah sasaran di dua ruangan anggota DPR.

"Manajemen di Perbakin harus diperbaiki terutama bagaimana lebih ketat terhadap penggunaan senjata," kata Karding dalam diskusi bertajuk
"Regulasi Kepemilikan Senjata, Antara Olahraga dan Petaka?" di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa.

Dia menilai Perbakin harus benar-benar mengatur secara rinci siapa dan bagaimana penggunaan senjata khususnya peruntukannya apakah untuk latihan ataupun sekadar hobi.

"Jangan sampai penggunaan senjata itu diperbolehkan, padahal belum memenuhi standar-standar tertentu yang telah ditentukan," kata politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu..

Dia juga menilai tingkat pengamanan terutama di Gelora Bung Karno (GBK) dan lokasi pelatihan tembak menembak harus diperbaiki dengan standar yang sangat tinggi

"Hal itu agar tidak berbahaya karena di sekitar GBK banyak fasilitas umum seperti Gedung DPR, kantor Menpora, Hotel Mulia, dan banyak orang lalu lalang," ujarnya.

Karding juga menilai standar keamanan di lingkungan Kompleks Parlemen harus ditingkatkan, bukan hanya penggunaan kaca antipeluru.

Menurut dia, lembaga DPR sebagai pembuat UU harus diterapkan standar keamanan tingkat tinggi sehingga sistem yang sudah berjalan harus dievaluasi.

"Kejadian kemarin kan bukan hanya kaca yang tembus peluru, tapi tembok sehingga sistem pengamanannya harus benar-benar dikaji. Standar keamanannya harus ditingkatkan," katanya.

Dia juga menilai pihak kepolisian harus memproses kejadian penembakan salah sasaran itu secara transparan agar publik bisa mengetahui prosesnya berjalan sesuai prosedur hukum yang berlaku.

Baca juga: Polisi tegaskan insiden peluru nyasar bukan ulah penembak jitu

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2018