Jakarta, (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore bergerak menguat sebesar 40 poin menjadi Rp15.180 dibandingkan posisi sebelumnya Rp15.220 per dolar AS.
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada di Jakarta, Selasa mengatakan membaiknya kinerja neraca perdagangan Indonesia pada September 2018 manjadi salah satu faktor yang menopang fluktuasi rupiah.
Bank Indonesia menyampaikan, neraca perdagangan Indonesia pada September 2018 mencatat surplus 0,23 miliar dolar AS, membaik dibandingkan dengan neraca perdagangan bulan sebelumnya yang mencatat defisit sebesar 0,94 miliar dolar AS.
Perbaikan neraca perdagangan itu diharapkan berdampak positif pada kinerja neraca transaksi berjalan," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, data penjualan ritel Amerika Serikat yang diperkirakan di bawah estimasi pasar turut menjadi faktor yang membebani mata uang dolar AS, sehingga diharapkan dapat membuat rupiah kembali bertahan di area positif.
Sementara itu, Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan potensi dolar AS kembali menguat masih terbuka menyusul defisit anggaran pemerintah AS tahun fiskal 2017/2018 yang melebar.
"Melebarnya defisit itu membuat pemerintah AS menarik utang lebih besar yang membuat reversal dana-dana asing dari negara lain dan membuat penguatan terhadap mata uang dolar AS," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa, tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp15.206 dibanding sebelumnya Senin (15/10) di posisi Rp15.246 per dolar AS.
Baca juga: Cenderung stagnan, rupiah bertengger di kisaran Rp15.200
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2018