Trenggalek (ANTARA News) - Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak mengancam akan melaporkan oknum warga yang mencatut namanya untuk penggalangan sumbangan dana di media sosial, ke kepolisian setempat.
"Ada yang membuat akun palsu mengatasnamakan saya dan disalahgunakan untuk mencari sumbangan (dana)," kata Bupati Emil di Trenggalek, Jawa Timur, Senin.
Suami pesohor Arumi Bachsin yang juga Wagub Jatim terpilih itu menegaskan niatnya untuk melapor ke kepolisian setempat.
Hal itu dia lakukan sebagai proses pembelajaran, karena akun palsu yang mengatasnamakan dirinya sudah mengarah ke pencemaran nama baik dan bertendensi penipuan.
"Saya telah menyuruh pegawai pemkab untuk mengklarifikasi hal ini, dan bekoordinasi dengan polisi," ujarnya.
Tak hanya mengutus pegawai dari bagian hukum Pemkab, Emil juga berniat menemui langsung Kapolres Trenggalek AKBP Didit Bambang Wibowo.
"Kemungkinan dalam waktu dekat ini akan bertemu dengan Kapolres Trenggalek guna melaporkan kasus ini," ujarnya.
Emil mengatakan, langkah hukum dia pilih sebagai upaya pembelajaran pada masyarakat.
Tujuannya, lanjut Emil, agar hal serupa tidak terjadi, mengingat tidak menutup kemungkinan ada pencatutan nama orang lain untuk hal tersebut.
"Jika nama saya yang notabenenya mudah diverifikasi dicatut orang, bukan tidak mungkin nama masyarakat yang lain di Trenggalek juga dicatut," ujarnya.
Emil menambahkan, sebenarnya ketika kabar ini diketahui pada Jumat (12/10).
Kasus akun palsu mengatasnamakan Emil Elsetianto Dardak menjadi ramai, karena ada yang meminta klarifikasi di salah sati grub media sosial (medsos) yang pengikutnya banyak.
Seorang pengguna media sosial (medsos) mengunggah tangkapan layar percakapan "facebook messenger" pada sebuah grup.
Dalam tangkapan layar tersebut terlihat akun dengan nama Emil Elestianto, mengaku tengah melakukan penggalangan dana untuk yayasan anak yatim piatu dan panti asuhan.
Akun palsu itu kemudian menghubungi pengguna facebook lain melalui fitur percakapan inbox dan meminta bantuannya dengan mengirimkan uang ke rekening bendahara yayasan bersangkutan.
"Itu bukan akun saya, sehingga hal ini benar-benar suatu penyimpangan," katanya.
Baca juga: Pejabat PT KAI lapor polisi terkait pencatutan nama akun twitter
Baca juga: Istana klarifikasi surat palsu catut nama Presiden Jokowi
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018