Jakarta (ANTARA News) - Fraksi Golkar MPR RI mengedepankan pemilihan umum yang damai, bersih dan bermartabat menjelang pelaksanaan pesta demokrasi serentak pada 17 April 2019 mendatang, yakni pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres).

Dalam siaran pers yang diterima Antara Jakarta, Senin, Ketua Fraksi Golkar MPR RI Agun Gunanjar Sudarsa mengungkapkan pemilu serentak 2019 merupakan momen besar dalam sejarah perjalanan ketatanegaraan bangsa Indonesia karena ini yang pertama kalinya.

"Karena baru pertama kali, tentu saja diharapkan partisipasi aktif bukan hanya dari para calon, tapi juga seluruh rakyat Indonesia. Tentu saja partisipasi yang baik yang menjadikan pemilu serentak berjaalan lancar dan sukses. Nuansanya memang harus diakui berbeda dari sebelumnya, sebab memang ini baru yang pertama kali. Walaupun begitu, anggap saja pemilu itu biasa-biasa saja, rileks saja seperti mengadakan hajatan saja dari kita dan untuk kita," kata Agun Gunandjar, selaku tuan rumah penyelenggara.

Lebih lanjut Agun menjelaskan tahapan demi tahapan menuju pelaksanaan pemilu serentak sudah dilakukan sejak Agustus 2017. Namun selama proses tersebut, muncul fenomena besar yang menjadi kekhawatiran masyarakat yakni fenomena saling memfitnah dan beredarnya kabar hoax yang menyerang paslon.

Hal tersebut dikhawatirkan akan semakin meruncing dan berpotensi menganggu integrasi dan persatuan serta kesatuan bangsa.

Menanggapi fenomena itu, Fraksi Golkar MPR RI meggelar Seminar Kebangsaan bertajuk "Membangun Pemilu 2019 Yang Damai, Bersih dan Bermartabat".

Seminar yang digelar di Ruang KK 1 Gedung Nusantara, Kompleks Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, ini menampilkan moderator Andini Effendi dan para narasumber yakni Kabagintelkam Polri Komjen. Pol. Drs. Lutfi Lubihanto, M.M, Ketua Bawaslu Abhan, S.H, Guru Besar Ilmu Politik Fisip UI Prof. Dr. Valina Singka Subekti dan pakar Komunikasi Politik Fisip UI Dr. Eriyanto, M.Si.

Agun, meminta semua pihak perlu menciptakan suasana damai dan nyaman, menjaga agar hal-hal yang tidak baik seperti kecurangan, politik uang, saling fitnah, kabar hoax tidak muncul dan menjadi besar.

Dia juga menekankan bahwa pemilu 2019 mendatang membutuhkan kedewasaan seluruh calon, pendukung dan rakyat yang sangat beragam latar belakang.

"Inilah pentingnya sebuah kedewasaan bersama dan komunikasi politik yang baik yang bisa dimengerti semua orang," imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa pesta demokrasi 2019 pasti akan terlaksana sesuai jadwal.

Setali tiga uang dengan Agun, Airlangga berharap agar pemilu serentak nanti berlangsung lancar, tenang, damai, tanpa hoax, tanpa fitnah dan tanpa konflik.

"Ini harus dipahami benar, sebab makin mendekati hari H pileg dan pilpres, suasana pasti akan semakin panas. Sebab, semua calon pasti berlomba-lomba untuk menaikkan elektabilitasnya melalui kampanye, baik secara langsung atau melalui media sosial dan media lainnya," ujarnya.

Sementara Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan fenomena kegiatan untuk mendukung paslon, juga kampanye terutama di media sosial sangat berpotensi besar menjadi pemicu konflik antarmasyarakat pendukung. Hal tersebut dikarenakan semua calon legislatif juga capres dan cawapres memiliki banyak pendukung fanatik katanya.

Seluruh strategi kampanye semestinya dititikberatkan pada mempersiapkan adu gagasan, visi misi dan program-program lainnya yang tentunya untuk kesejehateraan rakyat.

"Semuanya harus objektif. Sehingga rakyat melihat bahwa semua calon tujuannya adalah untuk kesejahteraan rakyat," tandasnya.

Seminar Kebangsaan yang berlangsung selama satu hari itu sendiri juga dihadiri Wakil Ketua MPR RI Mahyudin, Sekjen DPP Partai Golkar Letjen. (Purn.) H.Lodewijk F. Paulus, Sekretaris Partai Golkar MPR RI Idris Laena, para anggota MPR Fraksi Golkar Deding Ishak, Mujib Rohmat, Hardi Soesilo, Syamsul Bachri, Agati Sulie Mahyudin, Azis Syamsuddin, politikus Golkar Rully Chairul Azwar dan ratusan peserta dari berbagai elemen masyarakat dan ormas.(KR-MRA)

Pewarta: Maria Lisbet Hestica Pardosi
Editor: Jaka Sugiyanta
Copyright © ANTARA 2018