Mayoritas pemegang kartu kredit UOB menginginkan hadiah langsung setiap akhir tahun
Jakarta (ANTARA News) - Data industri kartu kredit yang menunjukkan setiap akhir tahun transaksi mengalami kenaikan 13 persen dibandingkan bulan-bulan biasa, mendorong PT Bank UOB Indonesia (UOB Indonesia) membuat program hadiah langsung sebagai apresiasi kepada pemegang kartu.
"Kalau bentuknya undian membutuhkan waktu yang lama, ditambah lagi data menunjukkan lebih dari 80 persen pemegang kartu menginginkan hadiah langsung," kata Dessy Masri, Cards & Payments Head UOB Indonesia di Jakarta, Kamis, dalam peluncuran "blast of surprise 2.0".
Dessy mengatakan, transaksi kartu kredit di bulan biasa berkisar Rp23 triliun, akan tetapi di akhir tahun bisa lebih dari Rp26 triliun, dari jumlah itu sebanyak 15 persen ditransaksikan di luar negeri, sedangkan sisanya di dalam negeri.
Data juga menunjukkan mayoritas masyarakat Indonesia saat ini gemar bermain digital melalui ponsel atau laptop untuk itu, jelas Dessy, UOB meluncurkan program berhadiah yang dikemas melalui permainan (games).
Program serupa yang juga dibuat di tahun sebelumnya mencatat volume penjualan naik 23 persen, transaksi naik 19 persen, dan setiap nasabah rata-rata bermain sampai dengan tiga kali.
Cara mengikuti program ini sangat mudah, pemegang kartu kredit UOB cukup membelanjakan minimal Rp1 juta per transaksi periode 15 Oktober 2018 sampai dengan 15 Januari 2019. Setelah itu nasabah akan menerima SMS yang menginformasikan kode token untuk mengikuti permainan, hadiah langsung akan disiapkan dari permainan tersebut.
Lebih jauh Khoo Chock Seang, Head of Personal Financial Services and Digital Bank UOB Indonesia mengatakan berkembangnya teknologi digital saat ini serta menjadi bagian dari gaya hidup masyarkaat modern membuat program ini kembali diluncurkan.
Dessy mengatakan, pertumbuhan nominal transaksi per semester UOB sebesar 15 persen masih di atas industri sebesar 4 persen.
Dessy juga mengatakan munculnya uang elektronik sebagai transaksi pembayaran juga tidak berpengaruh terhadap transaksi, terjadi stagnasi terjadi di kategori dining (makan) yang mengalami stagnasi namun bukan dikarenakan adanya uang elektronik.
Baca juga: Bank UOB Indonesia gelar kompetisi lukis 2017`
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018