Jakarta (ANTARA News) - Kepala Biro Humas Setjen MPR Siti Fauziah, bangga melihat antusiasme masyarakat saat menyaksikan pagelaran Wayang Kulit di Desa Cintamanis Baru, Kecamatan Air Kumbang, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.
Terlebih lagi, pagelaran seni budaya trasional ini diselenggarakan dalam rangka sosialisasi Empat Pilar MPR.
“Saya bangga karena malam ini penontonnya cukup padat. Ini adalah pertanda bahwa masyarakat di sini sangat menyukai wayang kulit, dan tampaknya juga mereka kangen akan kehadiran wayang,” kata Siti Fauziah selaku ketua penyelenggara pentas seni budaya Wayang Kulit, dalam siaran pers yang diterima Antara Jakara, Senin (15/10).
Lebih lanjut, Siti Fauzia menjelaskan, dalam memasyarakatkan Empat Pilar, MPR menggunakan berbagai metode guna menargetkan berbagai elemen masyarakat.
Sebagai contoh, sosialisasi terhadap anak-anak Sekolah Dasar dilakukan melalui komik; untuk siswa SLTA menggunakan metode Lomba Cerdas Cermat; untuk guru dan pejabat-pajabat daerah melalui FGD (diskusi kelompok terfokus) atau seminar; sementara untuk mahasiswa menggunakan metode Kemah Empat Pilar dan Training of Trainers (ToT), serta masih banyak metode lainnya.
MPR memilih seni budaya sebagai salah satu metode sosialisasi, menurut Siti Fauziah, karena di dalamnya, seperti wayang kulit, mengandung filosofi yang berisi tuntunan dan dapat dijadikan panutan, selain sebagai tontonan.
“Mudah-mudahan cerita wayang yang disampaikan dalang Ki Seno Aji melalui lakon Wahyu Makutoromo memberi manfaat untuk masyarakat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Siti Fauziah.
Pagelaran wayang kulit di tahun politik yang dibuka oleh Ketua Fraksi Gerindra di MPR Edhy Prabowo, MM., MBA., atas nama Pimpinan MPR RI, ini diwarnai semangat persatuan.
Hal tersebut dapat dilihat di bawah tenda besar yang menjadi tempat pementasan wayang kulit itu. Selain diramaikan para pejabat daerah bersama warga dan tokoh masyarakat dari berbagai elemen, hadir pula para calon legislatif asal Kabupaten Banyuasin dari lintas partai.
“Inilah tujuan diadakannya pagelaran wayang kulit, untuk menyatukan semua kekuatan. Karena kita sama-sama menyadari bahwa yang kita urus adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia, bukan negara milik satu kelompok. Dan, inilah makna kita berbeda,” ungkap pria kelahiran Tanjung Enim, Sumatera Selatan, itu.
Mengingat hampir 65% penduduk Kabupaten Banyuasin adalah warga Jawa, Edhy Prabowo menilai di tengah ekonomi yang sulit seperti sekarang ini, wayang kulit menjadi salah satu alat yang paling efektif untuk bisa menyatukan rakyat dari semua suku, apalagi antara penduduk asli dan pendatang di sana sangat kompak.
"Tinggal sekarang, bagaimana melalui pagelaran wayang ini rakyat Banyuasin, khususnya kecamatan Air Kumbang, bisa guyub dan rukun,” ujar Ketua Komisi IV DPR yang membidangi pertanian tersebut.
Berkaitan dengan sosialisasi Empat Pilar MPR (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika), Edhy Prabowo perlu menjelaskan bahwa itu bukanlah tata urutan kenegaraan, melainkan hanya pengemasan. Intinya, ada empat hal pokok di negara ini yang tidak boleh kita langkahi, yakni Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, UUD NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.
Edhy Prabowo menambahkan, di negeri ini apapun bentuk kehidupan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.
“Kalau bertentangan dengan Pancasila, itu berarti melawan hukum di Indonesia,” ujarnya.
Begitu pula UUD NRI Tahun 1945, yang merupakan hukum tertinggi di negeri ini.
Selanjutnya, Edhy menegaskan bahwa kita warga bangsa ini hidup di wilayah yang terbentang dari Sabang sampai Merauke, dan dari Miangas hingga Pulau Rote, sebagai bangsa yang satu, yaitu Republik Indonesia.
“Tidak ada negara lain yang bisa hidup di Indonesia ini, selain Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujar Edhy Prabowo.
Poin terakhir adalah Bhinneka Tunggal Ika, yakni wujud dari keberagaman kita.(KR-MSU)
Baca juga: Sesjen MPR ingin Empat Pilar diteruskan ke masyarakat
Baca juga: Di Pura Penulisan, sosialisasi Empat Pilar disampaikan lewat seni budaya Bali
Baca juga: MPR gelorakan Empat Pilar di Bumi "Tanadoang" Selayar
Pewarta: Maya Sofiana Utami
Editor: Jaka Sugiyanta
Copyright © ANTARA 2018