Sanaa ANTARA News) - Polisi Yaman menyita lebih dari 2.500 senjata api pada pekan pertama operasi nasional untuk menegakkan larangan membawa senjata di kota, demikian diumumkan Kementerian Dalam Negeri Yaman, Minggu. Kementerian tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan, senjata tersebut disita di pos-pos pemeriksaan di luar Sanaa, ibukota Yaman, dan kota-kota besar lain sejak 23 Agustus. Operasi itu bertujuan mengurangi keberadaan senjata yang membuat takut wisatawan dan penanam modal di negara tersebut. Larangan membawa senjata itu juga berlaku pada pengawal pejabat tinggi, anggota parlemen dan pemimpin suku berpengaruh, kata beberapa sumber pemerintah. Pemerintah meluncurkan sebuah operasi pada akhir April untuk menarik senjata berat dan menengah dari pasar-pasar lokal melalui program pembelian kembali. Terdapat sekitar 12 pasar senjata dan sekitar 300 toko senjata ringan di berbagai penjuru negara yang terletak di ujung baratdaya semenanjung Arab itu. Perkiraan tak resmi menyebutkan bahwa jumlah senjata api yang beredar di Yaman mencapai sekitar 60 juta. Sebuah survei senjata ringan yang disponsori PBB, yang diumumkan pada 29 Agustus, menyimpulkan bahwa penduduk Yaman memiliki antara enam dan 17 juta senjata api. Pihak berwenang dalam beberapa tahun terakhir ini berusaha menindak orang-orang yang membawa senjata, namun upaya mereka tidak banyak berhasil. Pada 2005, pemerintah Yaman memulai sebuah program untuk menarik senjata api dari masyarakat suku atau pedagang senjata, dengan mengeluarkan dana 44 juta dolar untuk membeli kembali senjata-senjata itu, kata beberapa pejabat. Namun, upaya tersebut tidak banyak berhasil karena keterbatasan dana, demikian laporan DPA. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007