Palembang (ANTARA News) - Indonesia mengalami keterlambatan bertahun-tahun jika dibandingkan dengan negara-negara yang merdeka bersamaan dengan Indonesia.

Di sela deklarasi Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) Sumatera Selatan di Palembang, Minggu sore, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengatakan bahwa keterlambatan itu dalam semua hal, termasuk yang paling parah dalam bidang pendidikhan.

Ada keluhan tentang perkembangan generasi muda dan sebagainya karena pendidikan tidak sukses.

Sejak 1998 sampai hari ini, dia terus berpikir apa gerangan yang akan terjadi dan isu besar apakah akan lahir pada tahun ini.

Fahri berpendapat bahwa penyebab itu semua karena ide reformasi itu mandek, berhenti dan sepertinya para pemimpin tidak sanggup lagi dengan ide yang sama menerbangkan masa depan Indonesia ke tingkat tinggi.

"Paling tidak menghitung perbandingannya dengan bangsa-bangsa lain yang merdeka bersamaan dengan Indonesia," katanya.

Ia lantas membandingkan dengan Korea Selatan, Indonesia jauh terbelakang dari negara tersebut. Begitu pula, dengan Cina yang menjadi kekuatan ekonomi dunia hampir nomor satu sekarang.

"Kita jauh dari Singapura yang merdeka pada tahun 1965, Malaysia yang bersamaan merdekanya dan jauh dari Taiwan. Kita mengalami kemandekan. Sepertinya ada stagnansi pada pemikiran elite. Maka pertanyaannya ada apa dengan tahun 2018?," katanya.

Fahri melanjutkan, "Kita ingin Indonesia seperti yang diinginkan para pendiri bangsa, paling tidak kembali ke mimpi-mimpi Bung Karno tentang cita-cita dalam pembukaan UUD 1945 melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut serta dalam perdamaian dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial dan seterusnya."

Pada deklarasi Garbi Sumsel itu juga dilakukan pelepasan 5 burung merpati.

Baca juga: DPR minta pemerintah selesaikan tiga persoalan gempa Lombok
Baca juga: Fahri Hamza kunjungi RSUD Provinsi NTB

Pewarta: Susilawati
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018