Jakarta (Antara News) -- Setelah mengalami autoreject atas pada perdagangan perdana di level Rp 1.050, saham PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN) diprediksi dapat melampaui harga psikologis Rp 1.500. Hal ini ditopang oleh fundamental perseroan yang solid. 


Tahun ini, laba bersih Superkrane diprediksi Rp 121 milar dan tahun depan melejit menjadi Rp 154 miliar, sedangkan EBITDA naik dari Rp 338 miliar menjadi Rp 407 miliar. 


"Ini akan menjadi katalis kuat kenaikan harga saham SKRN hingga melampaui level psikologis Rp 1.500, berdasarkan data transaksi harian yang sangat tinggi," ujar CEO Morning Star Capital, lead investors working group IPO Superkrane, Dendo Valentino di Jakarta, Jumat. 


Dia mengatakan, minat investor terhadap saham SKRN sangat kuat. Pada hari pertama perdagangan saham ini, total transaksi mencapai Rp 86 miliar. Harga terbentuk dari level Rp 700 hingga harga tertinggi Rp 1.050. Alhasil, saham SKRN menjadi top frequency dan top volume. 


Animo investor terhadap saham ini makin kuat pada hari kedua perdagangan. Saham SKRN kembali kena autoreject atas setelah melonjak 24,76% ke level Rp 1.310, sehingga menjadi top gainers kedua. 


Nilai transaksi saham perusahaan sewa crane terbesar nasional itu mencapai Rp 100,7 miliar, dengan volume 823.410 lot dan menjadi top frequency hari ini. 


"Dalam dua hari, saham SKRN naik 87%. Ini cocok untuk investor jangka panjang yang tidak segera menjual saham IPO," ujar dia. 


Dia melanjutkan, pada penutupan perdagangan hari ini, masih ada sekitar 66 ribu lot antrean dengan posisi bid di harga atas Rp 1.310. Ini akan menjadi modal saham SKRN untuk melesat 10-15% pada perdagangan Senin pekan depan. 


Perseroan, kata dia, telah mengamankan kontrak jangka panjang hingga 2020 dan kontrak baru hingga 2025. Ini bakal menjadi sumber pendapatan perseroan.


Untuk menopang operasional, Dendo menegaskan, Superkrane bakal menambah jumlah crane. "Superkrane juga bakal mengakuisisi perusahaan crane lokal," ujar dia. 


Dia menambahkan, harga IPO saham SKRN sangat murah dengan PER 2019 6,8 kali berbasis laba bersih per saham (earning per share/EPS) Rp 102,9, sehingga ruang kenaikan masih sangat besar. Harga psikologis SKRN Rp 1.500 juga terbilang murah dengan PER 14,5 kali. 


Berdasarkan kabar di kalangan analis dan pedagang saham besar, jika harga psikologis ditembus, harga SKRN selanjutnya naik 50 persen ke level Rp 2.250-2.500.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2018