Jakarta (ANTARA News) - Sekelompok kreator mengambil inisiatif berkampanye mengurangi golput (golongan putih) dalam Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden 2019 melalui lomba lagu.

"Kami khawatir generasi milenial semakin apatis soal pemilu. Sehingga kami adakan lomba memilih lagu," ujar Monica Anggi JR, penggagas acara di Jakarta, Minggu.

Menurutnya, lomba lagu dimaksudkan agar pengalaman pilkada Jakarta 2017 tidak terulang. Sehingga antarkomunitas khususnya di Jakarta sampai ke tingkat nasional, bersatu dan berpartisipasi aktif dalam Pemilu 2019.

"Lomba lagupun dirancang. Lirik lagu sudah disiapkan yang mengajak warga menggunakan hak pilih. Satu suara menentukan. Bahasa lagu cukup gaul karena target utama lomba ini memang generasi milenial." ujar Monica.

Pihaknya juga meminta Denny JA membuat lirik lagu pemilu. "Kami memilih Denny JA karena di samping ia penyair, ia juga punya wawasan membangun kultur demokrasi. Pemenang lomba lagu akan mendapatkan hadiah 100 juta rupiah. Lagu pemenang akan dibawakan oleh para penyanyi papan atas Tanah Air," lanjut Monica.

Kontes lagu ini pada dasarnya hanya memusikalisasi lirik "Satu Suara, Membuat Beda," karya Denny JA. Lirik sudah ada. Yang dilombakan hanya lagunya. Penyerahan lagu berlangsung dari 15 Oktober - 30 November 2018.

Monica Anggi JR dibantu oleh dua kawan sejawatnya Riris Puri dan Arie Prijono menjadi panitia Gerakan Ayo Memilih. Juri-juri untuk kontes lagu juga dipilih dari kalangan musisi ternama yakni Ronny (Band Cokelat), Edwin (Band Cokelat), dan Enda (Band Ungu).

Untuk mengikuti kontes, caranya cukup mudah. Peserta cukup mengunggah video lagunya di akun YouTube masing-masing.

"Peserta diharap mengisi data diri dan menyerahkan link video mereka di website resmi Gerakan Ayo Memilih. Peserta juga diwajibkan mengikuti menjadi follower di akun sosial media Gerakan Ayo Memilih di Twitter, Facebook, dan Instagram. Semakin banyak yang berpartisipasi semakin baik karena pemilu ini juga pentas bagi para kreator," demikian Monica JR.

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018