Palu (ANTARA News) - Rumah sakit milik TNI AL di KRI dr Soeharso-990 hingga dua pekan pascagempa dan tsunami yang mengguncang Kota Palu, Donggala dan Sigi masih terus melakukan pelayanan penanganan kesehatan terhadap pasien korban bencana.
Dari pantauan Antara di KRI dr Soeharso, di Palu, Sabtu, pasien di ruang rawat inap rumah sakit terapung itu mulai berkurang, karena kondisi kesehatan mereka sudah membaik dan diperbolehkan pulang oleh dokter.
Kapal sepanjang 122 meter itu sandar di Pelabuhan Pantoloan, Kota Palu, sejak Kamis (4/10), dalam misi kemanusiaan membantu penanganan korban bencana gempa dan tsumani.
Sejauh ini kapal berbobot 11.394 ton itu sudah melayani sebanyak 2.321 kunjungan pasien hingga Sabtu siang, yang ditangani sebanyak 36 dokter spesialis milik marinir TNI AL.
Dari 2.321kunjungan, terdapat 243 pasien menjalani perawatan intes di ruang rawat inap, sementara 2.078 pasien rawat jalan.
Hingga 10 hari berada di Palu,??dokter rumah sakit KRI dr Seharso-90 sudah 95 kali melakukan bedah terhadap pasien.
Khusus ruang rawat inap dibagi menjadi dua tepat yakni diatas KRI dr Soeharso-990 berkapasitas 40 tempat tidur dan di Rumkitlap pelataran pelabuhan Pantoloan sebagai ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) dilengkapi sejumlah ruang Poliklinik.
Di rumah sakit itu beberapa fasilitas kesehatan lengkap, diantaranya lima kamar operasi, ruang laboratorium, apotek/farmasi, radiologi, Poli, ICU, IGD serta ruangan lainya layaknya rumah sakit pada umumnya.
Penanganan kesehatan korban pascabencana didominasi pasien bedah tulang akibat tertimpa reruntuhan bangunan saat gempa bermagnitudo 7,4 pada Skala Richter mengguncang ibu Kota Provinsi Sulteng.
Selain penanganan medis, prajurit marinir TNI AL juga melakukan kegiatan sosial lainya, di antaranya distribusi bantuan logistik ke wilayah terisolir menggunakan jalur laut dan udara serta pengamanan lokasi pelabuhan sebagai pintu masuk Kota Palu.
Baca juga: Korban likuifaksi Petobo tunggu informasi kepastian relokasi
Baca juga: Bandara Palu kini bisa didarati pesawat jet
Pewarta: Fauzi
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2018