Bogor, Jabar, (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menjelaskan kepentingan rakyat menjadi penyebab pembatalan keputusan penaikan harga bahan bakar minyak jenis premium.
"Oleh sebab itu kemarin setelah saya dapat laporan terakhir dari Pertamina, berapa sih kalau kita naikkan segini, dihitung lagi keuntungan tambahan di Pertamina, tidak signifikan. Sudah saya putuskan premium batal," jelas Presiden usai acara silaturahim bersama atlet Asian Para Games 2018 di Istana Kepresidenan Bogor pada Sabtu.
Presiden menjelaskan sebelumnya ada keinginan untuk menaikkan harga BBM jenis premium.
Namun keputusan itu dibatalkan setelah terdapat kalkulasi mengenai inflasi, daya beli masyarakat serta pertumbuhan ekonomi.
Penyesuaian harga BBM seperti premium, DEX maupun Pertamax sebelumnya diputuskan naik mengingat harga minyak mentah Indonesia (ICP) maupun Brent yang naik.
Namun menurut Presiden, kenaikan harga BBM jenis premium berpotensi mengganggu pertumbuhan ekonomi masyarakat yang saat ini ditopang oleh konsumsi.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan struktur ekonomi Indonesia masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga sebesar 56,2 persen.
Presiden menilai jika harga BBM premium dinaikkan, maka dapat menjadikan tingkat konsumsi lebih rendah.
"Sudah saya batalkan, dengan hitung hitungan, dengan angka-angka yang sangat realistis," jelas Jokowi.
Sebelumnya Menteri Energi, dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mengumumkan penggunaan harga baru BBM jenis Premium pada Rabu (10/10) di Bali.
Hampir satu jam kemudian, keputusan itu dibatalkan karena masih membutuhkan kajian dan evaluasi Pertamina.
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018