Darwin (ANTARA News) - Konsul RI Darwin, Harbangan Napitupulu, mengatakan, prospek hubungan Indonesia dan Northern Territory (NT), Australia, semakin cerah ditandai dengan meningkatnya saling berkunjung antarpejabat, anggota parlemen, pebisnis, dan dibukanya pelayanan pelajaran kargo langsung Indonesia-NT. Ditemui ANTARA News di Darwin, Minggu, Napitupulu mengatakan, saling berkunjung itu merupakan bagian dari upaya kedua pihak untuk mengembangkan kerja sama yang sudah ada dan menggali peluang-peluang kerja sama baru yang saling menguntungkan. Kunjungan singkat Dirjen Peternakan Departemen Pertanian, Ir Mathur Riady, MA, ke Darwin, pekan ini, misalnya, mencoba menjajaki peluang kerja sama membangun "aliansi strategis" dengan kalangan pemerintah dan asosiasi peternakan di NT untuk mendukung pengembangan industri peternakan dan pengadaan ternak potong dan pembibitan (breeding) bagi kebutuhan dalam negeri. Kunjungan Dirjen Peternakan Deptan itu dilakukan setelah 12 orang anggota Komisi IV DPR Agustus lalu menjadikan Darwin, NT, sebagai salah satu tujuan kunjungan untuk mencari dan menggali data tentang legislasi bidang peternakan dan kesehatan hewan. Potensi kerja sama yang dapat dibangun kedua pihak di sektor peternakan dengan NT ini sangat besar, dan ternak sapi Australia, termasuk asal NT, bebas penyakit mulut dan kuku dan manajemen persapiannya telah teruji sehingga Indonesia tidak pernah melarang impor sapi dari negara tetangga ini, katanya. Terkait dengan kerja sama antarpengusaha di sektor ini, Napitupulu mengatakan, pihaknya terus mendorong hal ini terjadi. Bahkan, seorang pengusaha Indonesia telah menyatakan niatnya untuk mendatangkan sekitar 2.700 sapi untuk dikembangkan di sebuah lahan peternakan seluas 300 hektare. Dalam empat tahun terakhir, ekspor ternak Australia ke Indonesia melalui Darwin cenderung meningkat dan pemerintah setempat menargetkan jumlahnya bisa mencapai sekitar 220.000 ekor per tahun, jumlah yang pernah dicapainya sebelum krisis ekonomi melanda Indonesia tahun 1998. Data perdagangan Konsulat RI Darwin menunjukkan total ternak Australia yang masuk ke Indonesia selama 2005 mencapai 186.031 ekor atau meningkat 27.431 ekor dibandingkan tahun 2004 yang hanya 158.600 ekor. Dari jumlah ternak yang diekspor Australia ke Indonesia pada 2005 itu, sebanyak 184.767 ekor diantaranya berasal dari industri peternakan NT. Dibandingkan tahun 2003, total ekspor ternak tahun lalu juga lebih tinggi 3.407 ekor. Data perdagangan itu menunjukkan sebagian besar ternak impor Indonesia dari Australia, negara berpenduduk lebih dari 20 juta jiwa itu, berasal dari NT dengan daerah tujuan ekspor Provinsi Lampung dan Jawa Timur. Di bidang pelayanan kapal kargo, Napitupulu mengatakan, sudah ada kapal kargo yang melayani pelayaran langsung Darwin-Surabaya PP sebulan sekali sejak Juli lalu. "Ini adalah awal yang bagus," katanya. Untuk meningkatkan jaringan dan kontak dagang antarpengusaha Indonesia dan NT, pihaknya bekerja sama dengan Pemerintah NT dan Pemda Provinsi Jawa Timur berencana menyelenggarakan simposium dua hari tentang perdagangan dan investasi di Darwin, November 2007.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007