Penurunan imbal hasil obligasi Amerika Serikat menjadi salah satu faktor yang menopang rupiah
Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak menguat sebesar 25 poin menjadi Rp15.280 dibandingkan posisi sebelumnya Rp15.305 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat mengatakan data inflasi Amerika Serikat pada September 2018 yang tercermin dari indeks harga konsumen (CPI) lebih rendah dari estimasi para pelaku pasar.
"Data AS itu menahan laju mata uangnya terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah," katanya.
Ia mengemukakan CPI pada September 2018 hanya tumbuh 0,1 persen, lebih rendah dari estimasi sebesar 0,2 persen dan juga lebih rendah dari bulan sebelumnya.
"Data yang di bawah estimasi itu kemungkinan dapat menurunkan tingkat agresif the Fed untuk menaikkan suku bunganya," katanya.
Sementara, Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada menambahkan penurunan imbal hasil obligasi Amerika Serikat menjadi salah satu faktor yang menopang rupiah.
"Aksi beli diharapkan kembali marak terhadap aset berdenominasi rupiah," katanya.
Baca juga: Dolar AS melemah tertekan penurunan saham dan imbal hasil obligasi
Baca juga: Pembelian aset "safe haven" dorong harga emas melonjak hampir tiga persen
Baca juga: Bursa Wall Street perpanjang penurunan, indeks Dow merosot 545,91 poin
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018