Bandarlampung (ANTARA News)- Antrean truk di Pelabuhan Merak, Banten, yang hendak menyeberang Selat Sunda ke Bakauheni, Lampung Selatan, diperkirakan secara bertahap dapat teratasi mulai Senin (3/9), setelah 20 kapal penyeberangan dikerahkan untuk mengangkut truk-truk yang "menumpuk" di pelabuhan itu sejak sepuluh hari lalu.
Kondisi di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, Minggu, pada lahan parkir pelabuhan itu, nampak sudah mulai kosong, meski diperkirakan akan padat kembali mulai Minggu (2/9) siang.
Menurut Manajer Operasional PT ASDP Bakauheni, Zailis Anas, sebanyak 20 kapal telah dikerahkan, termasuk kapal berdaya angkut besar, seperti KM Tribuana dan KM Nusa Mulia.
"Kalau di Pelabuhan Bakauheni, tumpukan kendaraan tidak ada lagi, bahkan nyaris kosong. Namun siang menjelang sore nanti, jumlah kendaraan dan penumpang yang akan diseberangkan ke Merak akan bertambah, karena hari libur sekarang ini dan besok hari kerja," kata Zailis pula.
Dia menyebutkan, lahan parkir di kawasan Pelabuhan Bakauheni masih "sepi" dengan truk barang, tidak seperti beberapa hari sebelumnya yang terjadi penumpukan kendaraan.
Sementara itu, antrean truk di Pelabuhan Merak masih terjadi, terutama di jalan menuju pelabuhan kawasan pelabuhan tersebut.
Antrean truk diperkirakan akan dapat teratasi bertahap mulai Senin (3/9), atau 11 hari sejak terjadinya antrean kendaraan mulai dari pintu tol Merak, Banten.
Dampaknya pada jalur Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum), Minggu, tetap dipadati truk- truk barang dari arah Pelabuhan Bakauheni menuju berbagai tempat di Sumatera, setelah tumpukan truk di Pelabuhan Merak mulai teratasi dengan dikerahkannya 20 kapal untuk mengangkutnya.
Sejak dikerahkannya kapal bantuan, iring- iringan truk barang dari arah Bakauheni mulai terlihat. Konvoi truk itu berjumlah antara tiga sampai lima truk sarat dengan muatan.
Sebanyak tujuh kapal bantuan akan dikerahkan untuk mengangkut truk yang menumpuk di Merak dan Bakauheni, yakni dua kapal TNI AL (KRI Teluk Hading dan KRI Manado), dua kapal PT Pelni (KM Egon dan KM Ganda Dewata), dua kapal PT ASDP (KM Dharma Lautan dan KM Raja Enggano), serta KM Tri Star. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007