Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember turun 2,83 dolar AS atau 3,41 persen menjadi 80,26 dolar AS per barel
New York (ANTARA News) - Harga minyak merosot ke posisi terendah lebih dari dua minggu pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena pasar ekuitas global jatuh, dengan sentimen investor menjadi lebih bearish oleh perkiraan persediaan minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan.
Minyak mentah Brent untuk pengiriman Desember turun 2,83 dolar AS atau 3,41 persen, menjadi menetap di 80,26 dolar AS per barel, setelah mencapai posisi terendah 79,80 dolar AS, terlemah sejak 24 September.
Patokan global telah mundur setelah mencapai tertinggi empat tahun 86,74 dolar AS pada 3 Oktober .
Sementara itu, sebut Reuters, minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk penyerahan November turun 2,2 dolar AS menjadi menetap di 70,97 dolar AS per barel, kehilangan 3,01 persen. WTI mencapai titik terendah sejak 21 September.
Persediaan minyak mentah AS naik enam juta barel pekan lalu, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan, lebih dari dua kali lipat dari ekspektasi para analis untuk peningkatan 2,6 juta barel.
"Peningkatan signifikan dalam persediaan minyak mentah adalah refleksi dari kilang-kilang yang turun untuk pemeliharaan," kata Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associates.
Operasional kilang minyak mentah turun 352.000 barel per hari karena tingkat pemanfaatan turun 1,6 persentase poin, sebut data EIA.
Penurunan pasar ekuitas AS dan lingkungan penghindaran risiko (risk-off) global juga membebani minyak mentah berjangka.
Pada Rabu (10/10), pasar saham AS jatuh, dengan indeks S&P 500 dan Dow Industrials mencatat hari terburuk mereka dalam delapan bulan, karena data ekonomi yang solid memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga selama tahun depan.
"Sisi permintaan dari persamaan minyak adalah selalu jauh lebih sulit untuk dibedakan daripada sisi pasokan yang lebih transparan dan karena penurunan ekuitas di tengah kenaikan suku bunga, pasar minyak dapat mulai mendiskon skenario terburuk terkait dengan ekspektasi permintaan minyak," Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates, mengatakan dalam sebuah catatan.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) mengurangi perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global tahun depan untuk bulan ketiga berturut-turut, mengutip masalah-masalah yang dihadapi ekonomi yang lebih luas, mulai dari sengketa perdagangan hingga pasar-pasar berkembang yang bergejolak.
OPEC melihat pasar minyak juga dipasok dan mewaspadai terciptanya kelebihan pasokan tahun depan, kata sekretaris jenderal kelompok itu pada Kamis (11/10).
Di Teluk Meksiko AS, produsen-produsen telah memangkas produksi hingga 40 persen pada Kamis (11/10) karena Badai Michael, menurut Biro Keselamatan dan Penegakan Lingkungan (BSEE), sekalipun beberapa operator mulai mengembalikan kru mereka ke anjungan lepas pantai.
Pemotongan itu mewakili 680.107 barel per hari produksi minyak, BSEE mengatakan, mengutip laporan dari 30 perusahaan.
Badai Michael jatuh ke darat Florida pada Rabu (10/10) sebagai badai terkuat ketiga yang pernah menyerang daratan AS. Sejak itu melemah menjadi badai tropis.
Baca juga: Harga minyak dunia turun terimbas kejatuhan Wall Street
Baca juga: Bursa Wall Street perpanjang penurunan, indeks Dow merosot 545,91 poin
Baca juga: Pembelian aset "safe haven" dorong harga emas melonjak hampir tiga persen
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018