Denpasar (ANTARA News) - Tim JAV dari Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil mempertahankan gelar Cyber Jawara dalam laga final CodeBali di Kuta, Kamis malam (11/10).
Anggota Tim JAV, Visat Sutarno, mengatakan sejak awal ronde timnya sudah agresif menyerang pertahanan 17 server yang dikawal tim lain. JAV hingga 2.266 kali menyerang server rival dan berhasil mengumpulkan poin terbanyak 7.351.
"Harusnya kami lebih siap setelah pengalaman kompetisi tahun lalu di Bangkok dan Tokyo," kata Visat yang kini sudah lulus dari ITB dan bekerja di Bukalapak.
Tim yang beranggotakan Jason Jeremy Iman, Aufar Gilbran dan Muhamad Visat Sutarno akan mewakili Indonesia ke kompetisi tingkat Asia Tenggara di Bangkok pada Desember 2018. Jika kembali merebut gelar juara, JAV akan maju ke kompetisi keamanan siber tingkat dunia di Tokyo (Jepang) dan Las Vegas (Amerika Serikat).
JAV berhasil mengungguli tim asal Universitas Indonesia (UI), Arkavidia 9, yang dalam laga final mampu menjadi tim terbaik dalam bertahan karena sukses menggagalkan 131 serangan, yang hanya bisa mengantarkan tim ke posisi runner up dengan skor 6.775.
Sementara tim CUM dari ITB yang baru pertama kali ikut kompetisi menempati posisi ketiga dengan skor 5.220, disusul tim Cakrabyuha dari STIMIK STIKOM Bali dengan skor 4.708.
Selain itu kejutan datang dari tim Rules of Pawning yang beranggotakan pelajar dari SMKN 1 Dompu, SMKN 2 Surakarta dan SMKN 12 Kabupaten Tangerang. Mereka berhasil mengumpulkan skor 3.821 dan menduduki posisi kelima, mengalahkan tim lain dari ITB, UI, UGM, IPB, Universitas Bina Nusantara, Universitas Gunadarma, dan Pusdatin TNI dan TNI AL.
"Kami berangkat dari komunitas, lalu dari situ kita coba untuk terus ikut kompetisi-kompetisi sejenis", kata Muhamad Alifa Ramadhan, siswa SMK 12 Kabupaten Tangerang yang masih berusia 17 tahun.
Kemampuan anak-anak muda menguasai dunia siber sangat menjanjikan dan itu bisa menjadi bekal Indonesia menghadapi tantangan industri digital ke depan.
"Anak-anak muda yang menguasai dunia siber menjadi salah satu kunci pengoptimalan teknologi internet of think bagi berkelanjutannya pembangunan industri digital 4.0 di Indonesia," kata Ketua ID/SIRTII Badan Siber dan Sandi Negara Rudi Lumanto di Bali.
Menurut Rudi, jika institusi yang mengawal dunia siber Indonesia tidak digawangi oleh mereka-mereka yang paham dan memiliki kapabilitas maka bencana siber hanya tinggal menunggu waktunya saja.
"Serangan pihak-pihak yang memiliki niat jahat dari tahun ke tahun selalu meningkat secara jumlah dan kualitasnya. Sementara kondisi manajemen dunia siber di Indonesia masih jauh tertinggal dibanding negara-negara negara-negara tetangga dan dunia. Anak-anak muda seperti mereka inilah yang harusnya segera dirangkul oleh negara dengan cara yang kreatif," kata Rudi.
Ia mengatakan sejauh ini mayoritas mantan peserta kompetisi Cyber Jawara direkrut perusahaan-perusahaan industri digital mancanegara, yang memang menawarkan fasilitas dan jenjang karir yang sangat menjanjikan.
Pewarta: I Made Surya Wirantara Putra
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018