Seoul (ANTARA News) - Pemerintah Korea Selatan (Korsel), Sabtu, kembali membantah spekulasi bahwa mereka membayar uang tebusan kepada pemberontak Taliban agar 19 sandera asal negara itu dibebaskan. "Tidak ada yang seperti itu," kata menteri luar negeri Korsel, Song Min Soon saat perjalanan pulang dari kunjungannya ke Moskow, sebagaimana laporan kantor berita Yonhap. Pada Jumat, jurubicara pemerintah Korsel membantah adanya "kesepakatan rahasia" dengan Taliban, saat ditanya apakah Taliban mendapatkan tebusan untuk imbalan pembebasan para sandera tersebut. Koran terbitan Jepang, Ashai Shimbun, memberitakan bahwa para penculik menerima dua juta dolar dengan mengutip sumber-sumber di Afghanistan. Seorang penengah setempat bersaksi bahwa tidak ada cara lain menyelesaikan drama penyanderaan tersebut sedangkan para pengamat di Afghanistan memperkirakan Seoul telah memberi uang tebusan dalam jumlah besar. Para sandera itu dibebaskan pada Rabu dan Kamis. Mereka adalah sebagian dari 23 relawan Kristen yang diculik pada 19 Juli. Dua dari 23 orang itu dibunuh saat batas waktu tuntutan Taliban dilewati sedangkan dua lagi lebih dulu dibebaskan pada dua pekan lalu. Pemerintah Korsel pada Kamis menyatakan sepakat untuk menarik 200 tentaranya dari Afghanistan pada akhir tahun. Rencana tersebut telah diputuskan sebelum terjadi penculikan. Pernyataan itu juga menyebutkan tidak akan ada lagi "misionaris Kristen" yang dikirim ke Afghanistan.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007