Rencananya akan kami berikan sekitar tiga hingga lima mesin untuk memenuhi kebutuhan air bersih
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Taiwan akan menyumbangkan pranata mesin penyedia air bersih yang akan dioperasikan di Sulawesi Tengah untuk membantu korban bencana gempa dan tsunami.
"Rencananya akan kami berikan sekitar tiga hingga lima mesin untuk memenuhi kebutuhan air bersih," tutur Ketua Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taipei (TETO) John Chen saat memberikan bantuan di Kantor PMI Pusat Jakarta, Kamis.
Ia menjelaskan, mesin yang dapat melakukan pemurnian dan penyaringan air tersebut memiliki kapasitas produksi yang besar.
Setiap pranata mesin dapat memenuhi kebutuhan air minum bagi 7.500 orang, sehingga diperkirakan dari penggelaran mesin-mesin tersebut dapat membantu penyediaan air minum bagi lebih dari 20.000 orang.
"Pranata ini juga bisa menggunakan sumber air dari laut, diolah, sehingga memiliki standar yang layak untuk diminum," tutur Chen menerangkan.
Selain menyumbangkan alat untuk membantu korban bencana, pemerintah Taiwan juga sudah memberikan bantuan sebesar satu juta Dolar Amerika atau sekitar Rp15 miliar.
Bantuan dana tersebut diberikan ke dua pihak, yaitu Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Palang Merah Indonesia (PMI) dengan besaran nominal masing-masing 500.000 Dolar.
Saat ditanya tujuan pembagian tersebut, Chen mengatakan bahwa hal itu hanya sekadar formalitas jalur pemberian bantuan.
"Kami serahkan ke PMI karena ini jalur pemberian bantuan yang umum bagi pemerintah, sementara ke MUI karena penduduk mayoritas di Palu adalah Muslim," katanya menjelaskan.
Menurut Chen, bantuan tersebut murni berasal dari pemerintah Taiwan dan belum termasuk bantuan yang diperoleh dari kegiatan penggalangan dana di Taiwan yang dilakukan oleh warga lokal dan bantuan dari komunitas warga Taiwan di Indonesia yang telah berhasil mengumpulkan sekitar 100.000 Dolar untuk disumbangkan ke korban bencana di Palu dan sekitarnya.*
Baca juga: Bantuan Taiwan capai Rp15 miliar
Baca juga: Taiwan serahkan bantuan Rp7,5 miliar untuk Sulteng
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018