Jumlah remaja di Indonesia yang sangat besar merupakan potensi besar jika disertai dengan kebijakan yang tepat
Cirebon (ANTARA News) - Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional telah menyiapkan program Generasi Berencana (GenRe) untuk menyiapkan remaja Indonesia menghadapi masa kini dan menyiapkan masa depan.
"GenRe menitikberatkan pada upaya pendewasaan usia perkawinan sekaligus pembekalan life-skills terhadap remaja, salah satunya melalui Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R)," kata Direktur KB Jalur Swasta BKKBN Widwiono di Buntet Pesantren, Kabupaten Cirebon, Kamis.
Pada acara Penyuluhan Kesehatan Reproduksi dan Pendewasaan Usia Perkawinan itu, Wiwidiono menjelaskan, PIK-R, saat ini tersebar di sekolah, pesantren, perguruan tinggi, LSM maupun di masyarakat untuk membantu menyiapkan masa depan remaja Indonesia.
Baca juga: KPAI dorong pendewasaan minimal usia kawin
"Jumlah remaja di Indonesia yang sangat besar merupakan potensi besar jika disertai dengan kebijakan yang tepat," katanya.
PIK-R adalah wadah atau organisasi yang ramah remaja serta dikelola dari, oleh dan untuk remaja. Sehingga nantinya remaja bukan hanya menjadi obyek pembangunan, namun mampu menjadi subyek pembangunan.
Sementara itu Asisten Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Cirebon, Benni Sugriarsa menyampaikan tekadnya untuk mendukung program GenRe bahkan di setiap kecamatan harus mempunyai PIK-R.
"Kami mengapresiasi BKKBN yang telah mengadakan kegiatan ini. Saya harap santri-santri yang hadir ini bisa menyampaikan kepada teman yang lain, remaja harus bisa merencanakan kehidupannya, kapan selesai sekolah, kapan bekerja, kapan menikah dan merencanakan kapan memiliki anak," ujar Benni.
Baca juga: Duta Genre berperan tekan pernikahan dini
Sementara Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Cirebon Supadi Priyatna menjelaskan, rata-rata usia perkawinan perempuan di Kabupaten Cirebon 18,19 tahun dan angka ini akan terus ditingkatkan sampai rata-rata 20 tahun pada empat tahun ke depan.
"Kampanye GenRe terus dilakukan di sekolah, pesantren dan masyarakat agar remaja sadar untuk menyiapkan masa depan mereka dan mencegah pernikahan dini," katanya.
Sekertaris Yayasan Buntet Pesantren KH. Aris Ni' Matullah dalam sambutannya mengatakan sudah sejak lama pesantrennya memasukkan muatan lokal seperti kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat, kampanye kesehatan reproduksi, perencanaan keluarga, dan usia pernikahan yang ideal.
"Kegiatan ini akan sangat bermanfaat untuk kalian, ikutilah kegiatan ini dengan baik, sekarang jangan buru-buru kawin karena takut jomblo, " tegas Aris.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Direktur Pengendalian Dampak Kependudukan Hitima Wardhani, Direktur Bina Ketahanan Remaja Eka Sulistia, dan Kepala Perwakilan BKKBN Jabar Sukaryo Teguh Santoso.
Penyuluhan yang dihadiri 1.000 santri itu merupakan bagian dari rangkaian Peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia yang jatuh setiap tanggal 26 September.*
Baca juga: Buntet Pesantren sejak awal mendukung KB
Pewarta: Budi Santoso
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018