Itu menjadi medali perak keduanya di Asian Para Games 2018 setelah sebelumnya meraup medali serupa di nomor 100 meter T13 putri, Rabu (10/10).
"Tidak menyangka bisa mendapatkan medali perak di nomor 400 meter ini karena sebelumnya tidak ditargetkan medali di nomor ini," kata Ni Made Arianti usai bertanding di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senyan, Jakarta, Kamis.
Meski demikian, atlet berusia 22 tahun tersebut mengakui catatan waktunya di nomor 400 meter T13 yakni 1 menit 05,29 detik sudah memenuhi harapan.
Sebagai informasi, torehan waktunya tersebut sudah memecahkan rekor Asian Para Games 1 menit 05,86 detik yang dibuat pelari Thailand Supannee Prawat pada tahun 2010 saat Asian Para Games di China.
"Saya berterima kasih kepada semua yang telah mendukung saya, tentu termasuk keluarga, pelatih, teman-teman dan masyarakat Indonesia," kata Ariyanti.
Dara yang lahir di Gianyar, Bali, pada 4 Februari 1996 tersebut secara khusus memberikan apresiasi kepada masyarakat Indonesia yang hadir langsung di stadion untuk mendukungnya.
Menurut Arianti, sorak sorai suporter di sekelilingnya menjadi motivasi tersendiri untuknya.
"Percaya diri saya semakin meningkat. Ini menjadi motivasi saya apalagi kita sebagai tuan rumah," tutur dia.
Ni Made Arianti sukses merebut medali perunggu di nomor lari 400 meter T13 putri Asian Para Games 2018 dengan catatan waktu 1 menit 05,29 detik. Medali emas di nomor ini diraih Sasaki Mana dari Jepang dengan waktu 1 menit 01,48 detik, sementara perunggu didapatkan Mahdavikiya Ozra dengan torehan waktu 1 menit 08,18 detik.
Dengan sumbangan medali perak dari Arianti, sampai Kamis (11/10) pukul 12.00 WIB, Indonesia sudah mengumpulkan total enam medali emas, 10 medali perak dan tujuh medali perunggu di cabang olahraga para-atletik.
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2018