Takalar, Sulawesi Selatan (Antara News) - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Tamsil Linrung, mendorong Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) untuk terus mengembangkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Takalar yang memiliki potensi melimpah.
Salah satu potensi EBT yang melimpah di Sulsel, yakni komoditas jagung yang bonggolnya dapat menjadi bahan baku untuk Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm). Jagung Sulawesi saat ini memang menjadi andalan ekspor Indonesia ke sejumlah negara, salah satunya yakni Filipina.
"Karena itu PLTBm juga perlu dikembangkan. Untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, EBT ini harus kita dorong untuk direalisasikan di setiap tempat yang berpotensi," kata Tamsil usai acara serah terima lampu penerangan jalan umum tenaga surya (PJU-TS) dari Ditjen EBTKE kepada Pemkab Takalar, Rabu.
Selain jagung, Tamsil juga mengatakan bahwa di Bukit Teletubbies yang berada di Kabupaten Maros, memiliki angin yang cukup kencang, sehingga berpotensi untuk dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Ketika EBT sudah banyak berkembang, menurutnya nanti akan ada banyak investor yang berminat untuk berinvestasi di Sulsel.
"Karena investor itu sangat tertarik dengan daerah yang berkomitmen dengan Paris Agreement. Banyak potensi disini. Tuhan memberikan anugerah alam yang luar biasa, sehingga angin pun bisa menjadi energi disini," ujarnya.
Menanggapi usulan itu, Sekretaris Ditjen EBTKE, Wawan Supriatna menuturkan bahwa pihaknya akan segera menindaklanjutinya dengan melakukan kajian dan analisa lebih lanjut. Dia mengakui bahwa potensi sumber EBT yang ada di Sulsel memang sangat banyak, dan belum dimaksimalkan pemanfaatannya.
"Akan kita tindaklanjuti lagi dengan analisis, agar bagaimana continuitas-nya bisa terjaga. Lalu informasinya disini sudah ada hasil pengukuran potensi angin untuk PLTB. Itu juga akan ditindaklanjuti. Saya pikir ini bagus untuk mengejar target pencapaian bauran EBT," ucap Wawan.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2018