Jakarta (ANTARA News) - Pemerintahan Korea Selatan (Korsel) melalui Presiden Roh Moo-hyun mengucapkan terima kasih kepada Indonesia secara langsung per telepon ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, karena berjasa membantu proses pembebasan 12 warga Korsel yang disandera kelompok Taliban di Afghanistan. Ucapan terimakasih disampaikan langsung Presiden Roh Moo-hyun melalui telepon seluler kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di Pangkalan TNI Angkatan Udara (AU) Halim Perdana Kusumah, Sabtu sore. Presiden Yudhoyono yang baru kembali dari kunjungan kerja selama tiga hari (30 Agustus-1 September) di Provinsi Bali, terlihat berbincang dengan Presiden Korsel sekira 10 menit yang disaksikan sejumlah wartawan. Juru Bicara Kepresidenan, Dino Patti Djalal, mengatakan bahwa Presiden Korsel berterimakasih atas dukungan Indonesia, karena berkontribusi sebagai perunding untuk membebaskan warga Korsel di Afghanistan. Dalam pembicaraan itu, Presiden Korsel mengutarakan bahwa dalam upaya pembebasan sandera sempat ada isu yang mengganjal, yaitu kelompok Taliban meminta jaminan jika sandera dilepas. "Namun ,untungnya diplomat Indonesia berhasil memecahkan masalah tersebut," kata Presiden Korsel, sebagaimana diungkapkan Dino. Kelompok Taliban di Afghanistan hari Kamis (30/8) membebaskan tujuh sandera Korea Selatan terakhir yang terdiri dari empat wanita dan tiga pria, yang mereka tahan selama enam pekan. Mereka termasuk dalam kelompok 23 orang yang diculik pada 19 Juli. Menurut Dino, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, sangat gembira dan mengucapkan selamat atas bebasnya warga Korsel tersebut, dan upaya Indonesia ikut menjadi penengah merupakan misi kemanusiaan. Diungkapkan Dino, Presiden menyatakan bahwa sejak kunjungannya ke Korsel pada 24-25 Juli 2007, maka penculikan warga Korea Selatan itu menjadi perhatian pemerintahan "negeri ginseng" tersebut. "Kepala Negara terus memantau dan memonitor perkembangannya, dan beliau ketika itu langsung memerintahkan Dubes Indonesia untuk Afghanistan, di Kabul, Erman Hidayat, dan diplomat Heru Wicaksono ikut berperan menjadi penengah mengatasi masalah ini," ujar Dino. Pada kesempatan itu, Presiden Roh Moo-hyun juga mengungkapkan keiginannya terus bekerjasama dengan Indonesia dengan meningkatkan hubungan strategis kemitraan. "Saat ini agenda kerjasama bilateral ke dua negara cukup ekstensif, namun pembebasan sandera ini mencerminkan bahwa Indonesia dan Korea Selatan juga bersahabat bukan saja di masa senang, tetapi juga di masa susah di mana membantu di masa-masa sulit," ujar Dino, mengutip suara Presiden Roh, melalui penerjemahnya. Pada perbincangan kedua kepala negara itu, Presiden Yudhoyono disaksikan Ibu Ani Yudhoyono, Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa, Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar, dan Sekretaris Kabinet, Sudi Silalahi. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007