"Barang kali tiga minggu atau empat minggu ini peta rekomendasi itu siap, tentu saja membutuhkan kajian yang akurat," kata Sekretaris Badan Geologi Kementerian ESDM Antonius Purbo, di Jakarta, Rabu.
Antonius menuturkan pihaknya mengirimkan 26 orang untuk meninjau lapangan dalam menyiapkan rekomendasi peta geologis tersebut termasuk potensi likuifaksi sehingga menjadi masukan dalam pembangunan pemukiman masyarakat.
Selain itu, Kementerian ESDM juga membangun 25 sumur bor sebagai sumber air bagi keperluan pengungsi.
"Terkait likuifaksi kami belajar dari gempa Padang tahun 2005, waktu itu Badan Geologi melihat penting melakukan pemetaan likuifaksi dan di Palu kami lakukan pada 2012," ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan pihaknya telah melakukan pemetaan potensi likuifaksi di 12 daerah prioritas antara lain Padang, Mataram Yogyakarta dan Palu.
Namun, saat ini pihaknya akan melakukan pemetaan dalam skala yang lebih detail atau mikrozonasi sehingga bisa dilihat potensi likuifaksi di wilayah Palu dan sekitarnya, karena potensi Likuifaksi itu tidak menyebar mendatar dan bisa saja ada beberapa titik di satu wilayah.
Dia juga mengatakan karena Indonesia rawan bencana seperti gempa karena kondisi geologisnya, maka masyarakat Indonesia harus dapat beradaptasi terhadap bencana itu, misalnya membangun rumah yang tahan gempa.
Lebih lanjut dia mengatakan likuifaksi disebabkan lapisan tanah yang berupa sedimen digoncang gempa, sehingga butiran tanah, pasir atau kerikil menjadi terlepas ikatannya dan ambruk ke dalam sumber air tanah sehingga terjadi adukan tanah akibat gempa itu.
Baca juga: BNPB ungkap tsunami Donggala capai 11,3 meter
Baca juga: BNPB sebut Rehab-Rekon Palu mulai November 2018
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018