Seoul (ANTARA News) - Ke-19 warga Kristen Korea Selatan yang dibebaskan oleh kelompok Taliban Afghanistan setelah enam pekan ditangkap akan tiba kembali di negaranya Ahad pagi, kata para pejabat kementerian luar negeri. "Mereka akan tiba di Bandara Internasional Incheon dengan penerbangan Korean Air pada sekitar pukul 06:45 waktu setempat," kata seorang pejabat pada kementerian tersebut kepada AFP Sabtu. Pihak keluarga mengatakan, ke-19 orang yang disandera oleh milisi garis keras Juli lalu itu, akan segera dibawa ke rumahsakit di pinggiran selatan ibukota Seoul, di mana mereka tinggal selama beberapa pekan untuk memfokuskan pemulihan kembali kesehatan mereka. Para pekerja sukarela itu diterbangkan keluar Kabul dengan satu pesawat yang dicarter PBB dan tiba di Dubai pada hari Jum`at, di mana mereka menginap semalam sebelum mereka dipulangkan ke Korea Selatan Sabtu malam. Mereka disertai oleh Kim Man-Bok, kepala Dinas Intelijen Nasional, yang terbang ke Kabul untuk mengawasi jalannya perundingan-perundingan dengan Taliban, untuk membebaskan para sandera. "Dengan melakukan pengawasan secara langsung kami bisa membuat keputusan yang tepat, untuk mengatasi buruknya infrastruktur telepon di Afghanistan dan menjaga kemungkinan dimata-matai oleh pihak ketiga, yang mungkin saja bisa terjadi pada saat kami berkomunikasi dengan Seoul," kata Kim kepada para wartawan di Dubai. Pemerintah Korea Selatan kini mendapat banyak kecaman internasional berkaitan dengan perundingannya dengan pihak pemberontak, yang telah membunuh dua sandera sebelumnya. Setelah membebaskan dua lainnya, mereka membebaskan 19 orang sisanya dalam pekan ini, setelah Seoul mengatakan bahwa pihaknya akan menarik kehadiran sejumlah kecil militernya di Afghanistan dan melarang kegiatan misionaris di negara tersebut. Namun syarat-syarat tersebut telah dirancang untuk mengantisipasi kecurigaan-kecurigaan terjadinya kesepakatan di balik kamar yang melibatkan tuntutan tebusan. Satu suratkabar Jepang melaporkan bahwa Korea Selatan telah membayar dua juta dolar kepada Taliban untuk menjamin pembebasan para sandera itu. (*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007