Yogyakarta (ANTARA News) - Mantan Ketua Umum DPP Partai Golkar Akbar Tandjung mengatakan, kepemimpinan di tubuh partai Golkar saat ini tidak memiliki pola dan perencanaan yang sistematis dalam menghadapi agenda politik ke depan, khususnya Pemilu tahun 2009.
Saat mempertahankan disertasinya berjudul "Partai Golkar Dalam Pergolakan Politik Era Reformasi: Tantangan dan Respon" di kampus Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Sabtu, ia mengatakan, para pemimpin partai Golkar juga tidak memiliki sikap responsif terhadap aspirasi rakyat, sehingga bertentangan dengan jargon politik yang pernah ditawarkan yaitu bertindak cepat untuk rakyat.
Dalam ujian terbuka memperoleh derajat doktor di bidang ilmu politik tersebut, Akbar Tandjung mengatakan, saat ini tampak faksi-faksi di dalam partai Golkar semakin mengemuka, nantinya dapat mengancam soliditas dan dapat menempatkan partai pada kondisi yang rentan.
Demikian pula, rekrutmen kader semakin jauh dari ukuran obyektif berdasarkan
merit system terutama dengan menguatnya praktik nepotisme di lingkungan elit partai Golkar.
Untuk itu, perlu langkah konkrit dalam menghadapi agenda politik ke depan seperti rencana operasional pemenangan Pemilu 2009, aktualisasi sikap responsif terhadap aspirasi rakyat, penerapan kepemimpinan partai yang sesuai mekanisme dan aturan organisasi serta mekanisme rekrutmen kader secara obyeketif berdasarkan prinsip
merit system.
"Dari semua masalah itu, maka partai Golkar membutuhkan kepemimpinan yang visioner, teguh dan konsisten," kata Akbar Tandjung di hadapan tim penguji dari UGM, di antaranya Prof.DR. Ichlasul Amal, Prof.Dr. Moechtar Masoed, DR. Irwan Abdullah dan DR. Bachtiar Efendi.
Sejumlah menteri tampak hadir, yaitu Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menko Perekonomian Boediono, Menkum dan HAM Andi Matalatta, Mensos Bachtiar Chamsyah, Menkop dan UKM Suryadharma Ali, Menneg LH Rachmat Witoelar serta beberapa tokoh politik.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007