Perjanjian tersebut mencakup periode 2019-2023 dan mengikat kedua organisasi
Manila (ANTARA News) - Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pengembangan (OECD) Rabu, menandatangani nota kesepahaman (MoU) baru selama lima tahun, untuk memperdalam kolaborasi meningkatkan kebijakan dan program pembangunan efektif diawsan Asia Pasifik.
Bank yang berbasis di Manila itu mengatakan perjanjian tersebut mencakup periode 2019-2023 dan mengikat kedua organisasi untuk bekerja sama meningkatkan dialog kebijakan, manajemen hasil, berbagi pengetahuan, dan saling belajar, termasuk tentang antikorupsi, kebijakan dan administrasi pajak, kebijakan makroekonomi, serta pengumpulan data dan analisis.
Kegiatan bersama termasuk Inisiatif Anti-Korupsi ADB-OECD, OECD-Asian Roundtable on Corporate Governance, dan Forum OECD tentang Pajak dan Kejahatan, kata pernyataan itu.
ADB mengatakan pihaknya juga telah memainkan peran kunci dalam Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) - Kemitraan Global-OECD untuk Kerja Sama Pembangunan Efektif.
"Selama lima tahun terakhir, kami telah bekerja sama untuk mengatasi korupsi, meningkatkan tata kelola perusahaan, dan memerangi kejahatan pajak di Asia dan Pasifik, di antara banyak bidang lain," kata Presiden ADB Takehiko Nakao, dikutip dari Xinhua.
"Kami berharap untuk membangun kemitraan yang kuat ini, memanfaatkan jaringan luas pembuat kebijakan ADB di kawasan ini dan pengalaman solid OECD di negara-negara berpenghasilan menengah ke atas dan berpenghasilan tinggi," tambah Nakao.
Melalui MoU baru, pernyataan itu mengatakan kedua organisasi akan melanjutkan inisiatif yang sedang berlangsung dan melakukan studi serta acara lain mengenai topik seperti kebijakan ekonomi makro, pertumbuhan jangka menengah Asia, prospek ekonomi Asia Tenggara, dan statistik untuk kawasan Asia.
Pembagian staf juga akan diperluas untuk mencakup penempatan jangka panjang, tambahnya.
ADB dan OECD memiliki sejarah kolaborasi yang kaya sejak tahun 2005, kata pernyataan itu.
Baca juga: ADB minta tetap waspadai risiko, meski pertumbuhan ekonomi cukup kuat
Baca juga: Survei OECD tunjukkan ekonomi Indonesia sangat positif
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018