Bogor (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo bergurau ingin menantang para pelajar yang tergabung dalam Apresiasi Kebangsaan Siswa Indonesia (AKSI) untuk bermain tinju dengannya.

"Anak-anak senang olahraga tidak? Ada yang suka memanah? Sama dengan saya. Ada yang suka bersepeda? Ada yang suka tinju? Mana yang suka? Kapan-kapan ajak tinju dengan saya, kapan-kapan latihan dengan saya, tapi kalau saya uppercut, hook dan lain-lain jangan balas ya," kata Presiden Joko Widodo di hadapan para pelajar dalam acara Silaturahim Presiden RI dengan peserta AKSI di Bogor, Rabu.

AKSI adalah latihan kepemimpinan yang diikuti 340 siswa SMA dan 170 siswa SMK se-Indonesia yang terdiri dari ketua OSIS dan ketua seksi kerohanian dari 34 provinsi di Indonesia dan didampingi oleh guru pembina OSIS dan wakil kepala sekolah bidang Kesiswaan dari tiap sekolah.

"Anak-anak senang e-sport? Senang Mobile Legend? Ngerti Jess No Limit?" tanya Presiden.

Jess No Limit yang punya nama asli Justin itu adalah pemain game Mobile Legends paling sukses di Indonesia.

"Saya pernah ngomong-ngomong sama Jess No limit, saya tanya dia masih muda sekali, umur 20-an tahun. Saya tanya, Jess income-nya per bulan bisa ratusan juta, pekerjaanmu apa?' (dijawab), 'Main mobile legend'. Coba income dari endorse produk, endorse barang dapat income," ungkap Presiden.

Presiden pun mengingatkan bahwa pemuda Indonesia saat ini memiliki banyak peluang sekaligus tantangan yang tidak gampang dan tidak ringan untuk bersaing dengan negara-negara lain.

Presiden Joko Widodo berbicara di hadapan para pelajar dalam acara Silaturahim Presiden RI dengan peserta AKSI di Bogor, Rabu (10/10). (Desca Lidya Natalia)

Apalagi dalam era revolusi industri 4.0 yang kecepatannya 3 kali lebih cepat dari revolusi industri pertama.

"Saya selalu ingin mengikuti perkembangan, awalnya saya tidak tahu e-sport apa, Mobile Legend apa, lama-lama tahu, saya tanya Kaesang, minta diajari," ungkap Presiden yang mengundang tawa para pelajar.

Menurut Presiden, teknologi saat ini berkembang dengan sangat cepat dengan munculnya 3D Priting, pembuatan rumah hanya dalam waktu 24 jam, advanced robotic sehingga pekerjaan-pekerjaan rumah tangga pun dilakukan robot.

"Tiga tahun lalu saya ke Silicon Valley, saya ke markasnya Facebook, ketemu Mark Zuckenberg. Saya disuruh pakai ini kacamata gede, diajak main pingpong tapi tidak ada bolanya, tidak ada mejanya coba inilah yang namnaya virtual reality. Ini apa hanya untuk tenis meja? Tidak, bisa sepak bola, tenis lapangan, jadi sebenar lagi main sepak bola tidak ada lapangan dan tidak ada bolanya, itu sudah terjadi, 3 tahun lalu," cerita Presiden.

Selain peserta AKSI, dalam acara itu hadir juga peserta Kongres dan Musyawarah Nasional Asosiasi Profesi Guru dan Bahasa Sastra Indonesia.

"Ini yang anak-anak harus sadari, bapak ibu guru sadari sehingga bisa mengajak murid-muridnya untuk menyadari ada tantangan tapi juga kesempatan. Ada kesempatan tapi juga tantangan, kalau tidak bisa menyaring, tidak bisa men-screening bisa masuk ke jurang yang berbahaya tapi kalau bisa menyaring ada kesempatan yang besar di situ, dan anak-anak semua memiliki kesempatan besar itu," tegas Presiden.

Pada kesempatan itu Presiden didampingi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018