Pesawat buatan Indonesia sebelumnya memang sudah dilirik negara-negara Afrika. Pada April 2018, PT DI menandatangani kesepakatan penjualan pesawat CN-235 dan NC-212 senilai 75 juta dolar AS dengan angkatan udara Senegal dan Pantai Gading.Nusa Dua, (ANTARA News) - PT Dirgantara Indonesia memboyong sejumlah produknya termasuk pesawat CN-235 dan pesawat N219 Nurtanio ke Paviliun Indonesia, Nusa Dua, Bali untuk dipamerkan kepada para delegasi IMF-WB pada Rabu.
”Sudah ada beberapa delegasi IMF-WB yang tertarik dengan produk-produk PT Dirgantara, di antaranya ada menteri menteri dari Madagaskar dan Somalia," kata Rosyita Rahman, duta BUMN yang bertugas memberikan penjelasan kepada para pengunjung di Paviliun Indonesia, Nusa Dua, Bali pada Rabu.
CN 235 adalah pesawat penumpang sipil angkut kelas menengah bermesin dua.
Pesawat bermesin turboprop tersebut rancangan bersama PT DI dan CASA Spanyol.
"Yang menarik bagi para delegasi adalah CN 235 ini bisa diubah modusnya dalam waktu satu jam di mana pesawat bisa jadi pesawat penumpang, pesawat logistik dan pesawat medis," kata Rosyita.
Selain CN 235, PT DI juga memamerkan pesawat N219 yang diberi nama Nurtanio.
N219 adalah pesawat komuter kategori CASR 23, dengan kapasitas 19 penumpang yang dikembangkan sejak tahun 2014 oleh PT DI yang bekerjasama dengan LAPAN.
N219 cocok digunakan di wilayah perintis dan pegunungan sehingga mampu meningkatkan konektivitas dan aksesbilitas antar-daerah.
"N219 akan disertifikasi oleh DGCA / Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (Indonesia) dan EASA (Eropa). Keunggulannya antara lain bisa short take off dan landing dan mudah dioperasikan di daerah terpencil, bisa self starting tanpa bantuan ground support unit," kata Rosyita.
Selain itu, pesawat juga dilengkapi teknologi yang memungkinkan biaya operasi dan pemeliharaan rendah karena pesawat tidak perlu mengisi ulang bahan bakar untuk melanjutkan penerbangan ke rute berikutnya.
"Kabinnya terluas di kelasnya dan serbaguna untuk berbagai macam kebutuhan," katanya.
Pesawat buatan Indonesia sebelumnya memang sudah dilirik negara-negara Afrika. Pada April 2018, PT DI menandatangani kesepakatan penjualan pesawat CN-235 dan NC-212 senilai 75 juta dolar AS dengan angkatan udara Senegal dan Pantai Gading.
Dalam kesepakatan itu Indonesia menjual dua unit pesawat NC-212 seri 200 yang digunakan untuk pengawasan maritim dan satu unit CN-235 seri 220 untuk pesawat patroli maritim angkatan udara Senegal, serta satu unit CN-235 seri 220 untuk transportasi militer angkatan udara Pantai Gading.
Baca juga: Menteri BUMN resmikan Paviliun Indonesia
Baca juga: Kisah tenun Watubo di Paviliun Indonesia
Baca juga: Di Paviliun Indonesia, ditampilkan kontainer mini pemangkas biaya logistik 30 persen
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018