Bogor (ANTARA News) - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj meletakkan batu pertama sebagai tanda dimulainya pembangunan kampus Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia di Jalan Parung Hijau Pondasi Udik, Kemang, Kabupaten Bogor, Selasa.

"Peletakan batu pertama pembangunan gedung Unusia di Parung, Bogor ini merupakan peristiwa bersejarah," kata Said.

Ia mengatakan, kampus yang dibangun atas kerja sama antara PBNU dan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia akan menghabiskan dana sebesar Rp30 miliar.

Dana pembangunan tersebut bersumber dari pihak-pihak yang tergabung dalam Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

"Ucapan terima kasih dari warga NU kepada seluruh donatur semoga amal baiknya bermanfaat, berkah. Semoga mereka, beliau-beliau (donatur), sehat wal afiat, usahanya semakin maju," kata kiai kelahiran Cirebon, Jawa Barat itu.

Said berharap kampus ini dapat melahirkan banyak intelektual yang menjunjung tinggi kebinekaan, religiusitas yang nasionalis, dan kebudayaan.

"Mudah-mudahan ke depan lahir kader-kader NU yang intelek, yang menjunjung tinggi kebinekaan, religius yang nasionalis, menjunjung tinggi kebudayaan," katanya.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Menristek Dikti Prof Mohamad Nasir yang juga selalu Ketua Perguruan Tinggi NU, Rektor Unusia Jakarta H Mochammad Maksum Machfoedz, Wakil Rektor Unusia Sulton Fathoni, sejumlah ketua PBNU, Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini, Bendahara Umum PBNU Bina Suhendra, sejumlah dosen Unusia B Kemang, dan perwakilan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Gedung Unusia yang dibangun terdiri atas ruang perkuliahan yang dapat menampung 1.050 mahasiswa, ruang serba guna, dan perpustakaan. Rencananya pembangunan selesai dalam satu tahun.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Prof Mohamad Nasir mendukung keterlibatan dunia usaha membantu perguruan tinggi di Indonesia agar memiliki kualitas pendidikan lebih baik lagi.

"Kemenristekdikti mendukung para pengusaha membantu para perguruan tinggi yang ada di Indonesia dalam rangka meningkatkan infrastruktur yang ada," kata Nasir.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Sigit Pinardi
Copyright © ANTARA 2018