Gianyar (ANTARA News) - Pemerintah akan menstabilkan harga beras menjelang dan saat puasa dan hari raya hingga menjelang panen raya pada harga saat ini yang rata-rata nasionalnya mencapai Rp4.995 per kg untuk kualitas medium. "Dua instrumen itu (impor dan Operasi Pasar), dimaksudkan agar stok beras di dalam negeri mencukupi dan harga stabil seperti harga saat ini," kata Menteri Koordinator Perekonomian Boediono usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden di Istana Tampak Siring, Gianyar, Bali, Jumat. Untuk itu, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan baru dalam rangka menahan kenaikan harga beras dan menjaga harga ditingkat petani tetap baik. Pemerintah mengumumkan kenaikan Bea Masuk (BM) beras dari Rp450 per kg menjadi Rp550 per kg untuk menahan harga di tingkat petani tidak jatuh ketika Bulog melakukan impor. Pemerintah menjamin kenaikan BM beras itu juga tidak akan membebani Bulog. Selama ini, instrumen untuk menahan kenaikan harga beras dilakukan dengan OP dan impor beras. Sementara itu, mengenai masalah kelangkaan minyak tanah, menurut Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, pemerintah belum mengumumkan langkah yang akan diambil. "Antisipasi kelangkaan minyak tanah akan dilakukan dengan cara khusus dengan meningkatkan suplai di pasar," tambahnya. Sedangkan untuk harga gula, pemerintah akan berupaya menahan harganya pada Rp6.100 di pulau jawa dan Rp6.300 per kg di luar pulau Jawa. "Untuk itu ada kesepakatan dan koordinasi antara pabrik gula dan juga para penyalur gula termasuk pada saat setelah musim giling. Akan kita hitung keperluan untuk impor yang akan mulai masuk tahun depan,"ujar Mendag Setelah musim giling, lanjut Mendag, gula akan dimasukkan (impor) pada Januari-Mei. Perhitungan kouta impor akan dilakukan dalam bulan depan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007