seluruh bantuan distribusinya melalui satu pintu yakni kelurahanPalu (ANTARA News) - Wali Kota Palu, Hidayat mengakui sejumlah lurah belum maksimal mendata warga yang mengungsi di wilayahnya sehingga masih ada sebagian pengungsi yang belum mendapat bantuan dari pemerintah.
"Malam nanti semua lurah dan camat kembali saya kumpulkan. Kita rapatkan kembali dan evaluasi seluruh data pengungsi," katanya di sela-sela kesibukannya menangani sejumlah keluhan pengungsi di Palu, Selasa sore.
Ia menambahkan sudah dua malam dirinya dibantu tim dari Posko Induk Penanggulangan Bencana Pemkot Palu turun langsung ke tenda-tenda pengungsi mendata langsung jumlah warganya.
"Kita data berapa orang di tenda. Berapa anak-anak. Ada yang sakit atau tidak. Sudah dapat bantuan atau belum," ujarnya.
Ia mengakui masih ada sebagian warga yang mengaku belum mendapat bantuan dari pemerintah daerah.
"Ke mana semua bantuan yang selama ini kita distribusi. Kenapa masih ada warga yang mengaku tidak dapat bantuan. Padahal lurah sudah memasukkan datanya," jelas Hidayat.
Dia mengemukakan dalam tanggap darurat bencana selama 14 hari, para camat dan lurah ditugaskan untuk bertanggung jawab atas pengungsi di wilayahnya masing-masing, termasuk distribusi bantuan yang juga melalui kelurahan.
Bahkan, katanya jika ada pengungsi yang datang ke Posko Induk tidak didampingi pegawai kelurahan tidak dilayani karena seluruh bantuan distribusinya melalui satu pintu yakni kelurahan.
"Dan sudah ada ketentuannya. Beras misalnya, satu orang dapat 0,4 kilogram untuk sekali masak," rincinya.
Terkait pasokan bahan kebutuhan pengungsi yang masuk ke Posko Induk Pemkot Palu, Hidayat menyebutkan masih kurang dari kebutuhan pengungsi, hanya saja perlu dikelola secara baik.
"Bantuan yang masuk ke sini (Posko Induk Pemkot) hanya sisa-sisanya saja setelah didistribusi ke pengungsi," lanjutnya.
Dia menambahkan lebih banyak bantuan yang didistribusi langsung oleh para relawan ke titik-titik pengungsian dibanding yang didistribusi ke Pemkot Palu.
"Tidak hanya kami yang mendistribusi bantuan, tapi banyak sekali, baik dari relawan maupun dari pemerintah provinsi dan Korem," katanya.
Berdasarkan data terbaru dari Posko Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad), pengungsi akibat gempa dan tsunami di Kota Palu, Donggala, dan Sigi mencapai 74.044 jiwa.
Jumlah tersebut terdiri dari Kota Palu sebanyak 38.621 jiwa, Kabupaten Sigi 15.200 jiwa dan Kabupateh Donggala 20.222 jiwa.
Wali Kota menjelaskan yang dimaksud mengungsi dalam bencana ini adalah korban gempa dan tsunami yang meninggalkan rumahnya karena kehilangan tempat tinggal atau karena tidak layak lagi ditempati.
"Mereka ini di tenda-tenda darurat. Nah masih banyak juga yang masih bagus rumahnya tapi bangun tenda di depan rumahnya, tapi kan tidak mengungsi," katanya.
Baca juga: Pemerintah segera bangun barak pengungsi gempa
Baca juga: Korban gempa dan tsunami di Sulteng 2.010 orang
Pewarta: Adha Nadjemudin
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018