Tokyo (ANTARA News) - Jepang akan mengulangi permintaannya agar kebijakan pertahanan China lebih tranparan dan pengeluarannya membuat masyarakat di kawasan Asia timurlaut merasa lebih tenang jika China tidak dipandang sebagai ancaman, kata Menteri Pertahanan (Menhan) Jepang, Masahiko Komura, Jum`at. Komura mengacungkan ibujari tangannya ke atas sebagai tanda kesepakatannya dengan Menhan China, Cao Ganghuan, Kamis di Tokyo, saat meningkatkan pertukaran pertahanan kedua negara sebagai bagian dari upaya-upaya membangun saling kepercayaan. Namun dia mengatakan masih banyak pekerjaan lagi yang perlu dilakukan oleh kedua pihak, dan bagi China adalah meningkatkan keterbukaan bagi seluruh kelengkapan pertahanannya. "Kami akan persisnya akan membawa masalah transparansi ini ke tiap-tiap pertemuan," yang diadakan antara kedua pemerintah, kata Komura kepada konferensi pers. "Pihak China juga tak ingin akan dipandang sebagai suatu ancaman oleh negara-negara tetangganya, termasuk Jepang. Jika pihaknya meningkatkan kekuatan militer, maka kami ingin mengatakan kepada mereka kapan kita akan bertemu untuk meningkatkan keterbukaan yang menguntungkan bagi China sendiri," katanya. Komura mengatakan, dia telah mengatakan kepada Cao bahwa Jepang tidak mengakui China sebagai ancaman, namun jika negara itu menjadi lebih terbuka mengenai kebijakan dan belanja pertahanannya, rakyat Jepang akan merasa lebih tenang. "Saya katakan bahwa rakyat Jepang pada saat itu, tapi saya percaya bahwa hal itu tidak hanya orang-orang Jepang saja namun juga setiap orang yang berada di dekat China, akan merasa tenang," kata Menhan Jepang tersebut. Komura menyebut penjelasan Cao mengenai situasi pertahanan China masih bersifat "abstrak", seraya menambahkan bahwa dia ingin Beijing membeberkan informasi yang jelas mengenai kekuatan militer dan peralatannya, dan apakah itu seperti yang dibeberkan dalam buku putih pertahanan Jepang. Dia mengatakan, dia menyatakan harapan Jepang bahwa masalah Taiwan bisa segera diselesaikan dengan damai melalui dialog. Hal ini sebagai tanggapan atas pidato Cao bahwa China akan melakukan `tindakan tegas` dalam situasi darurat yang melibatkan Taiwan. China menganggap Taiwan sebagai provinsinya yang membangkang yang akan bersatu kembali dengan China daratan, dan bila perlu dengan kekuatan militer. Cao, dalam kunjungan lima harinya di Jepang sampai Ahad, mengunjungi pangkalan Angkatan Laut Pasukan Bela Diri (MSDF) Jepang di Yokosuka di prefektur Kanagawa Jum`at pagi, dan bertemu dengan para pejabat senior MSDF. Dia juga mengunjungi kapal perusak Takanami yang berbobot 4.650 ton. Dia adalah menteri pertahanan China kedua yang pernah mengunjungi pangkalan Pasukan Angkatan Bela Diri Jepang, setelah Chi Haotian yang mengunjungi Jepang pada Februari 1998. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007