Jakarta (ANTARA News) - Kehidupan anak muda metropolitan masa kini, menjadi hal yang menarik untuk dibicarakan. Terlebih tentang budaya pesta di mana Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki norma dan tradisi yang kuat.
"Menunggu Pagi", film terbaru dari IFI Sinema yang disutradarai oleh Teddy Soeriaatmadja ini, mengangkat cerita tentang kehidupan generasi muda yang akrab dengan pesta, hura-hura, narkoba dan kisah cinta satu malam.
Secara garis besar, "Menunggu Pagi" menceritakan tentang empat orang anak muda yang ingin datang ke festival musik tahunan Djakarta Warehouse Project (DWP) yang dianggap sebagai tolak ukur gaul atau tidaknya seorang anak muda. Namun bagi Bayu (Arya Saloka) hal itu tidak menjadi priotas.
Prinsip itu tidak berubah meski para sahabatnya Rico (Arya Vasco), Kevin (Raka Hutchison) dan Adi (Bio One) memaksanya. Namun, pertahanan tersebut akhirnya runtuh ketika Sarah (Aurelie Moeremans) tanpa sengaja datang ke toko vinylnya sebelum acara mulai.
Sayangnya, bukan kegembiraan yang didapatkan oleh Bayu. Kesialan datang bertubi-tubi padanya. Belum lagi, ada mantan pacar Sarah (Mario Lawalata), seorang DJ yang cemburuan.
"Menunggu Pagi" bukanlah kisah drama percintaan biasa. Mengambil latar belakang waktu yang kurang dari 24 jam, Teddy menceritakan tentang konflik dan romansa anak kini, bagaimana percintaan satu malam bisa terjadi dan kehidupan party goers yang melanda anak-anak ibukota.
Meski ada beberapa bagian yang tidak disensor, "Menunggu Pagi" bisa memberikan gambaran bagaimana anak muda masa kini memandang kehidupan serta hal negatif apa saja yang bisa terjadi akibat bebasnya kehidupan malam.
Film ini dibintangi oleh wajah-wajah baru di dunia sinema Indonesia. Namun, ada juga aktor kawakan seperti Yayu Unru, Gerindra Bimo dan Putri Marino.
"Menunggu Pagi" yang menjadi film come back bagi sutradara Teddy Soeriaatmadja ini
akan tayang mulai 11 Oktober 2018.
Baca juga: Bio One main film dewasa biar tidak dicap anak kecil
Baca juga: Di film terbaru, Mario Lawalata dituntut bermain emosi
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018