Nantinya tidak hanya eskavator, tapi saat ini yang dibutuhkan adalah eskavator, jadi sesuai yang dibutuhkan duluJakarta (ANTARA News) - Pindad menyiapkan bantuan berupa eskavator berukuran besar untuk dikirimkan ke lokasi terdampak gempa dengan bantuan pesawat Airbus.
"Nantinya tidak hanya eskavator, tapi saat ini yang dibutuhkan adalah eskavator, jadi sesuai yang dibutuhkan dulu," kata Corporate Secretary Pelita Air Service Alicia Irzanova di Jakarta, Senin.
Pengiriman bantuan tersebut atas dasar sinergi antarperusahaan BUMN yang berupaya mengirimkan berbagai bantuan ke Palu dan wilayah terdampak gempa lainnya di Sulawesi Tengah.
Selain Pindad, banyak perusahaan BUMN juga yang mengirimkan bantuan ke Sulawesi Tengah, misalnya Pertamina, PLN, Telkom dan lainnya.
Pelita Air salah satu sarana yang digunakan untuk mengirimkan bantuan tersebut.
"Kami juga mengirimkan bantuan BBM dengan air tractor, atau pesawat pembawa BBM, " kata Alicia.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) mengirimkan 4.000 liter solar ke Palu, Sulawesi Tengah dengan menggunakan pesawat jenis air tractor dari Bandara Juwata Tarakan, Kalimantan Utara.
Berdasarkan rilis yang diterima di Jakarta, pesawat tipe AT 802 itu membawa bantuan solar untuk pemulihan pascabencana alam gempa dan tsunami di Palu dan Donggala. Pesawat milik PT Pelita Air Service diterbangkan Captain Benjamin.
Unit Manager Communication and CSR Marketing Operation Region VII Pertamina Roby Hervindo menyatakan pasokan solar tersebut dikirim dari Terminal BBM Tarakan, Kalimantan Utara, sebagai bentuk aksi tanggap darurat memaksimalkan pendistribusian BBM di Palu dan Donggala pascagempa dan tsunami.
Selain mengoptimalkan suplai BBM dari terminal BBM di sekitar Sulawesi, Pertamina juga mengerahkan pengiriman BBM dengan menggunakan pesawat air tractor itu.
Selama ini, pesawat khusus ini digunakan mendistribusikan BBM ke wilayah terdepan, terluar dan tertinggal (3T) khususnya Krayan, Nunukan Kaltara dan Puncak Jaya, Papua, dalam rangka Program BBM Satu Harga.
Baca juga: Bantuan BUMN untuk Sulteng capai Rp22 miliar
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018