Banjarmasin (ANTARA News) - Manajemen dan tim pelatih Barito Putera di Banjarmasin, Senin, memberikan klarifikasi kisruh yang terjadi saat menjamu PSMS Medan di Stadion 17 Mei Banjarmasin, Kalsel pada Minggu (7/10).

Asisten Menejer Barito Putera Syarifuddin Ardasa dalam jumpa pers di Banjarmasin, Senin, menyatakan, pemicu terjadinya kisruh usai pertandingan tersebut ada dua titik pengamatan pihaknya.

Yang pertama, katanya, usai peluit panjang berakhirnya pertandingan salah satu pemain lawan yang bernama Alexsandros Tanidis melakukan provokasi terhadap pemain Barito Matias Cordoba.

"Ada terjadi dorong-dorongan antar mereka berdua, tapi itu hal yang biasa, dan dapat dilerai antar kedua tim, bahkan pemain yang lain tidak ikut terprovokasi, ini ada bukti vedionya kita," tutur Syarifuddin.

Titik kedua, kata dia, saat dirinya dan asisten pelatih Yunan Helmi melakukan protes terhadap wasit usai pertandingan itu, sebab pihaknya meresa dirugikan atas kepemimpinan hakim pertandingan pada laga berkesudahan 3-3 tersebut.

Baca juga: Barito ditahan PSMS 3-3

"Kan wajar biasa kita lakukan diskusi lah istilahnya dengan wasit karena merasa dirugikan atas kepemimpinannya," tutur Syarifuddin.

Namun saat hal itu terjadi, ungkapnya, tiba-tiba pelatih PSMS Medan datang, dan melakukan sikap provokatif terhadap asisten pelatih Barito Putera Yunan Helmi.

"Pelatih PSMS Medan Peter James Butler entah mengapa melakukan aksi dorongan terhadap asisten pelatih Yunan Helmi, bahkan sikutnya terkena dagu Yunan Helmi, dan ini kita miliki potongan foto peristiwanya," tegas Syarifuddin.

Sikap provokatif pelatih PSMS itulah, kata dia, yang menyulut emosi sejumlah pemain Barito Putera, hingga suasana tidak terkendali, yang mengakibatkan kericuhan tersebut.

"Saat kejadian itu tim keamanan ada dua di sana dari provos lagi, kita tidak tahu lagi setelah itu, ternyata pelatih PSMS mengaku terkena pukul," tuturnya.

Menurut Syarifuddin, klaim pelatih PSMS itu teramat berlebihan, hingga membuat timnya menjadi dirugikan, hingga terancam sanksi.

"Kami akan menyurati PSSI atas pernyataan pelatih PSMS itu, mengenai dia kena pukul pemain, asisten pelatih dan offesial, kita akan jelaskan kronologi kasus perkasusnya," tutur Syarifuddin.

Dia pun menyatakan, Barito Putera tidak memiliki masalah dengan PSMS Medan, sebab saat timnya melakukan laga tandang di sana, di sambut baik.

"Kami itu fokus melakukan protes terhadap wasit, tidak ada terhadap tim PSMS Medan," ujarnya.

Sementara itu, Asisten Pelatih Barito Putera Yunan Helmi menambahkan, pihaknya meminta maaf terhadap kejadian tersebut, hingga membuat tim PSMS Medan merasa tidak nyaman saat bertanding di kandang Barito Putera.

"Ini kejadian yang tidak kami duga dan tidak kami inginkan, makanya kami meminta maaf atas semuanya," tutur Yunan.

Sebenarnya, kata dia, saat akan bertanding hingga akhir pertandingan dirinya dan timnya tidak ada masalah dengan tim PSMS Medan, bahkan ada memiliki keakraban.

"Hanya dengan wasit kita ada sedikit protes, bahkan saya menyampaikannya tidak dengan nada kasar atau mengintimidasi, karena ada beberapa pelanggaran yang merugikan pemainnya tapi tidak ada tindakan dari wasit," terangnya.

Namun saat dilakukan diskusi dengan wasit itu, sambung dia, tiba-tiba ada dorongan dari pelatih PSMS terhadap tubuhnya, hingga teman-temannya disampingnya yang melihat kejadian itu reaktif dan menyampaikan protes keras.

"Jadi terjadi reaksi spontan mungkin dari para pemainnya tersulut emosi terhadap pelatih PSMS, sebab saya bingung juga kenapa dia mendorong saya," ucapnya.

Terkait dirinya dituding melakukan pemukulan terhadap pelatih PSMS, menurut Yunan, hal itu sangat mustahil dilakukannya.

"Sebab posisi saya jauh dari dia, bahkan terhalang orang-orang, jadi bagaimana bisa memukul dia, itu klarifikasi saya," tegasnya.

Sebelumnya, usai pertandingan saat jumpa pers, pelatih PSMS Medan Peter James Butler menyayangkan terjadinya kericuhan, bahkan dia mengaku mengalami kekerasan fisik.

"Banyak yang buat provokasi, saya beberapa kali kena pukul, ini pertandingan yang tidak memenuhi keamanan," ujarnya.

Pewarta: Sukarli
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2018