Jakarta (ANTARA News) - Pada film terbarunya, Mario Lawalata berperan sebagai penjual narkoba. Tak hanya memainkan karakter sebagai pengedar saja yang menjadi tantangannya, dia juga dituntut untuk menjaga emosi.
Dalam film "Menunggu Pagi" arahan sutradara Teddy Surya Atmaja, Mario berperan sebagai seorang DJ (disc jokey) sekaligus pengedar narkoba. Di sisi lain, diceritakan juga kehidupan percintaannya bersama sang kekasih.
Di sini, Mario mendapat tantangan yang cukup sulit. Karena harus memainkan karakter sebagai orang yang keras sekaligus lembut.
"Karena di sini emosi saya yang ditantang. Karena emosi saya enggak boleh yang terlalu meledak-ledak, enggak boleh juga yang terlalu sweet jadi cowok. Jadi ya harus gombal ada dikit, tapi juga tetap acuh enggak acuh juga sama pacarnya," ujar Mario saat berbincang usai pemutaran film "Menunggu Pagi" di Jakarta, Senin.
Baca juga: Mario Lawalata jenguk Edison
"Tapi pas jadi pengedar juga ada bos yang dia takuti, kalau sama bosnya dia penakut. Jadi emosi saya benar-benar dijaga banget," tambahnya.
Sementara itu, untuk mendalami peran sebagai pengedar narkoba, Mario melakukan beberapa observasi salah satunya adalah dengan menonton film.
"Saya pernah ngerasain aja belum jadi pengguna narkoba, apalagi pengedar gitu. Cari referensinya ya paling nonton film. Saya juga suka banyak nonton film, YouTube, lihat-lihat di situ aja paling. Terus ada acting coach juga," tutup anak dari Reggy Lawalata ini.
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018