Sejak pagi warga yang menggunakan layanan pengurusan KTP sudah banyak, namun tidak sampai menumpuk. Mereka duduk tertib menunggu giliran mendapat pelayanan setelah mengambil nomor antrean.
"Urus KTP. Ini kemarin sudah ada, berhubung kena tsunami hilang semua dompet, hape, SIM," kata Leonard pada Senin, hari pertama para aparatur sipil negara kembali bekerja untuk membuka layanan publik di daerah terdampak gempa di Sulawesi Tengah.
"Urus akta lahir, KTP sudah. Karena akta anak belum ada," kata Hesti, yang datang sambil menggendong bayinya.
Ia belum memastikan jika KTP-elektroniknya hilang, namun ia tetap mencetak ulang kartu untuk berjaga-jaga.
"KTP di rumah, tapi belum berani masuk di rumah," katanya.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Palu juga membuka layanan untuk mengurus akta kematian mengingat banyak warga Palu yang meninggal dunia akibat gempa dan tsunami.
Layanan publik sudah mulai berjalan meski dengan kondisi yang terbatas. Kantor pemerintahan masih kotor, berdebu, dan puing-puing bagian bangunan yang rusak akibat gempa belum sepenuhnya dibersihkan.
Baca juga: Warga Petobo mencari bekas rumah di antara reruntuhan
Baca juga: Korban meninggal dunia gempa Sulteng 1.944 orang
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018