Jakarta, (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore, melemah tipis sebesar dua poin menjadi Rp15.185 dibandingkan posisi sebelumnya Rp15.183 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova di Jakarta, Senin mengatakan bahwa pelemahan rupiah relatif terbatas terhadap dolar AS seiring aktifnya penjagaan Bank Indonesia.
"Sentimen eksternal, terutama dari Amerika Serikat masih negatif bagi mata uang negara berkembang, namun Bank Indonesia melakukan intervensi sehingga rupiah tidak tertekan lebih dalam," ujarnya.
Ia mengatakan data ekonomi Amerika Serikat yang cukup positif memicu spekulasi bahwa ruang bagi The Fed untuk kembali menaikan suku bunga acuannya cukup terbuka. Kondisi itu membuat instrumen investasi di negara berkembang menjadi kurang menarik.
"Dana di pasar negara berkembang cenderung menuju Amerika Serikat, situasi itu memicu rupiah masih cenderung melemah," katanya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan pelaku pasar yang mempertimbangkan rendahnya angka pengangguran AS dan tenaga kerja yang solid menjadi katalis positif bagi imbal hasil obligasi AS.
"Ekonomi AS yang solid mendukung ekspektasi kenaikan suku bunga bertahap lebih lanjut oleh the Fed," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini (8/10), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp15.193 dibanding sebelumnya (5/10) di posisi Rp15.182 per dolar AS.
Baca juga: Luhut: Tidak perlu risau kurs rupiah Rp15.000/dolar
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2018