Hal itu disampaikannya seusai upacara penyerahan medali tenis meja di Ecovention Ancol, Jakarta pada Senin.
Solo merupakan kampung halaman Ana Widyasari di mana keluarganya tinggal. Perempuan kelahiran 1986 tersebut mengatakan bonus yang akan dia dapatkan dari hasil kemenangannya akan ditabung.
Olahraga tenis meja sudah membawa Ana pergi ke berbagai negara untuk berkompetisi. Salah satu negara yang berkesan baginya adalah Slovenia.
"Di sana udaranya enak, sejuk. Makannya kentang," kata dia.
Meski telah berhasil mendapatkan medali perak namun Ana kecewa karena belum mendapatkan emas. Psikolog yang mendampingi kontingen Indonesia Calista Phillana mengatakan apa yang dicapai oleh Ana sebenarnya sudah sesuai target tetapi memang Ana ingin mendapatkan emas.
"Ana maunya lebih ya dapat emas, tetapi rasa kecewa itu diolah agar disiapkan jadi modal pertandingan berikutnya," kata dia. Dengan pengalaman kompetisi yang banyak, Ana sudah dapat mengelola rasa kecewa itu dengan baik.
Ana Widyasari meraih perak setelah kalah melawan atlet dari Hongkong Ng Mui Wui dalam pertandingan lima gim pada babak final. Pada awal gim pertama Ana takluk dari lawan, kemudian pada gim ke dua dan ketiga Ana memimpin pertandingan. Namun pada babak keempat sempat terjadi kejar-kejaran nilai yang berakhir kemenangan bagi lawan. Ana pun akhirnya menyerah dengan skor akhir 7-11, 11-9, 11-8, 13-15, 5-11.
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2018