Islamabad (ANTARA News) - Para tokoh komunitas Muslim Korea Selatan menyambut gembira pembebasan warga Korsel yang ditawan gerilyawan Taliban di Afghanistan, dan menyebutnya sebagai suatu "hadiah Ramadhan", serta membantu membersihkan pemahaman keliru terhadap Islam. "Penyanderaan warga Korsel di Afghanistan membuat kenyamanan kehidupan komunitas Muslim di negeri semenanjung Korea itu terganggu," kata Abdul Rahman Lee, deputi Imam Mesjid Agung Seoul seperti dilaporkan IINA dari IslamOnline. "Mereka (umat Muslim di Korsel) akan bernafas lega setelah para sandera dibebaskan," katanya. Lee saat ini memimpin delegasi Federasi Muslim Korea (KMF) untuk berkunjung ke Pakistan dalam upaya pembebasan para korban sandera. Para delegasi Muslim Korsel itu, antara lain, Suliman Lee, imam Masjid Agung Seoul dan, Zaki Jeong, dan Zulfikar Ali Khan, seorang pengusaha Pakistan di Korsel. Setelah perundingan maraton tatap mata dengan delegasi Muslim Korsel tersebut, Taliban pun sepakat membebaskan 19 sandera Korsel yang terdiri dari 14 wanita dan lima lelaki, yang disandera selama sekitar enam pekan. Sebelumnya dua sandera lelaki telah ditembak mati dan dua wanita lainnya telah dibebaskan. Imbalan pembebasan itu, Pemerintah Korsel telah berjanji menarik 200 pasukannya yang ditempatkan di Afghanistan pada akhir tahun ini, dan sepakat mengakhiri semua aktivitas misionaris (penyebaran agama Kristen) di negara-negara Muslim. (*)
Copyright © ANTARA 2007