..lumayan untuk mengganti pemasukan dari berjualan sayur-mayur..

Palu (ANTARA News) - Memasuki akhir pekan di hari ke-10 pascagempa dan tsunami yang terpusat di timur laut Donggala, penjual nasi kuning semakin banyak bermunculan di Kota Palu.

Hajah Nasria (53), seorang penjual nasi kuning dadakan di Jalan Tanjung Dako, Kota Palu, Minggu, mengatakan dirinya sengaja berjualan nasi kuning untuk sarapan setelah mengetahui ada juga warga di dalam kota yang mulai mencari warung atau restoran untuk membeli makan.

Sebenarnya nenek dari tiga cucu ini merupakan pedagang sayur di Pasar Masomba yang terletak di tengah Kota Palu. Namun pascagempa, dirinya beralih mata pencarian sementara waktu mengingat harga pasokan sayur-mayur juga masih cukup mahal.

Nasria yang ditemani dua cucunya dan seorang anak tetangganya yang baru kehilangan ibu saat terjadi gempa 7,4 Skala Richter (SR) sudah mulai berjualan nasi kuning sejak tiga hari terakhir.

"Iya ini lumayan untuk mengganti pemasukan dari berjualan sayur-mayur. Sehari ini saya sudah masak 10 liter beras untuk nasi kuning. Alhamdulillah habis," lanjutnya.

Nasria berjualan nasi kuning lengkap dengan pilihan lauk ayam masak rica, telur rebus, mie dan ikan ekor kuning bumbu rica. Jika memilih nasi kuning dengan ayam rica hanya perlu membayar Rp15.000, sedangkan jika memilih nasi kuning dan ikan ekor kuning rica cukup membayar Rp10.000 saja.

Sementara Suharyati, penjual nasi kuning lainnya di Jalan Tanjung Dako, mengatakan dirinya sudah mulai berjualan lagi sejak lima hari lalu, atau enam hari setelah bencana gempa dan tsunami melanda Palu, Donggala dan Sigi.

Suharyati yang berjualan nasi kuning sejak 3,5 tahun di Kota Palu ini mengaku bisa menghabiskan beras hingga 35 kilogram (kg) untuk nasi kuning pascabencana terjadi. "Biasanya 15 kg saja".

Penjual nasi kuning asal Tulung Agung, Jawa Timur, ini mengaku tidak menaikkan harga jual sama sekali. Sebungkus nasi kuning dengan telur rica dan mie dikenai harga Rp10.000 saja, sedangkan jika nasi kuning ditambah ayam rica cukup membayar Rp15.000 saja.

Suharyati yang mengaku dibantu suaminya untuk memasak nasi kuning ini mengatakan sudah sempat membeli persediaan beras dan telur sebelum terjadi gempa, karena dirinya bisa berjualan lagi dengan cepat.

Baca juga: Aktivitas perekonomian di Palu mulai berjalan
Baca juga: 150 prajurit amankan pasar Inpres Palu

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2018