Kami merasa ditipu kalau begini, masa ditunda keberangkatannya tanpa ada kejelasan waktunya kapan, dan jam berapa...

Palu, Sulawesi Tengah (ANTARA News) - Ratusan pengguna jasa Lion Air, termasuk korban gempa bumi dan tsunami di Palu, memprotes maskapai penerbangan karena menunda penerbangan tanpa menyampaikan kejelasan rencana pemberangkatan di Bandar Udara Mutiara SIS Al Jufri Kota Palu hingga Minggu.

Sebagian calon penumpang kesal karena maskapai penerbangan tidak menyampaikan informasi jelas mengenai jadwal pemberangkatan mereka ke Makassar, Sulawesi Selatan, dan sempat bersitegang dengan petugas di bandara.

Di antara mereka ada yang menurut jadwal mestinya berangkat Sabtu (6/10) dan kemudian dijanjikan diberangkatkan pada Minggu.

"Kami dijanjikan hari ini diberangkatkan, sejak kemarin ditunda. Tapi yang terjadi tidak ada kejelasan kapan diterbangkan, ada ratusan penumpang Lion grup di sini menunggu, tapi hanya disuruh bersabar," kata Rustam, salah seorang calon penumpang.

Calon penumpang lainnya, Feby, mengaku membeli tiket untuk penerbangan Minggu namun diminta pulang dan kembali sore hari untuk mengecek keberangkatannya.

"Kami sekeluarga disuruh balik nanti sore baru ke sini, tapi ternyata tidak ada kejelasan kapan diberangkatkan, mana harga tiketnya sangat mahal," katanya.

"Kami merasa ditipu kalau begini, masa ditunda keberangkatannya tanpa ada kejelasan waktunya kapan, dan jam berapa, tapi ini tidak ada penyampaian," ucapnya kesal.

Rudianto, yang hendak mengantar istri dan anak-anaknya ke Makassar, harus besitengang dengan petugas maskapai, mengancam akan menuntut dan melaporkan maskapai ke kepolisian dengan dugaan tindakan penipuan karena tidak memberikan kejelasan mengenai pemberangkatan keluarganya.

"Saya akan lapor ke polisi bila hari ini keluarga saya tidak juga diberangkatkan. Kemarin seharusnya diberangkatkan tapi ditunda dengan alasannya tidak jelas. Hari ini pun begitu alasannya karena pesawat kurang dan tidak bisa mendarat," katanya dengan nada marah.

"Tidak usah menjual tiket kalau tidak mampu memberangkatkan penumpang, itu merugikan orang namanya, harganya pun sangat mahal. Manajemen maskapai Lion air memanfaatkan situasi ini untuk mendapat keuntungan besar," ia menambahkan.

Sampai saat ini managemen Lion Air belum menyampaikan keterangan dan penjelasan resmi mengenai rencana pemberangkatan penumpangnya.

Calon penumpang pesawat maskapai itu masih memadati bandara Palu, sebagian mengelar tikar dan tidur di emperan bandara menunggu keberangkatan.

Mereka sudah membeli tiket penerbangan Palu-Makassar dengan harga Rp1,3 jutaan hingga Rp2 jutaan, atau tiket penerbangan Palu-Jakarta dengan Rp4 jutaan namun belum menerima kepastian waktu keberangkatan.

Maskapi penerbangan berdalih pesawat mereka belum bisa mendarat karena lalu lintas bandara sangat padat.

Penerbangan di bandara Mutiara SIS Al Jufri memang sempat padat karena banyaknya orang yang keluar masuk ke Palu pascabencana, ditambah arus masuk bantuan kemanudiaan dari dalam dan luar negeri. Namun sekarang jumlah penumpang yang hendak keluar dari Palu untuk mengungsi relatif sudah menyusut.

Baca juga:
Bandara Palu mulai dibenahi, layanan penerbangan membaik
Penerbangan tertunda, penumpang protes

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018