Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah Jumat pagi melemah 11 poin menjadi Rp9.415/9.420 per dolar AS dibandingkan dengan penutupan hari sebelumnya Rp9.404/9.405 per dolar AS, karena pelaku pasar kembali memburu dolar AS. "Sebagian pelaku pasar masih berspekulasi membeli dolar AS sambil mereka menunggu pertemuan bank sentral AS (The Fed) yang akan membahas tingkat suku bunga federal fund rate," kata Analis Valas Bank Saudara, Ruri Nova, di Jakarta, Jumat. Menurut dia, The Fed diperkirakan akan menurunkan suku bunga Fed Fund Rate untuk mengantisipasi inflasi yang cenderung meningkat dan memicu pertumbuhan ekonomi yang melambat. Apabila rencana The Fed terjadi, maka diperkirakan rupiah akan mendapat dukungan positif pasar setelah beberapa lama terus tertekan. Rupiah juga akan mendapat dukungan dengan kembali masuknya investor jangka pendek menempatkan dananya di pasar domestik melihat perbedaan tingkat suku bunga rupiah dan dolar AS makin melebar. Karena itu, bulan-bulan mendatang merupakan bulan yang memberikan nilai positif terhadap pergerakan rupiah, ucapnya. Rupiah saat ini masih berkisar antara Rp9.375 sampai Rp9.400 per dolar AS, karena peranan Bank Indonesia (BI) yang terus mengawal mata uang lokal itu agar tidak terpuruk lebih jauh. Kalau BI tidak masuk pasar, kemungkinan rupiah akan terus terpuruk hingga di atas level Rp9.500 per dolar, meski mata uang lokal itu dinilai masih baik karena berada dalam kisaran antara Rp8.500 sampai Rp9.500 per dolar AS yang merupakan target BI, ujarnya. Ia mengatakan, The Fed menurut rencana akan mengadakan pertemuan pada 18 September 2007 membahas tingkat suku bunga Fed Fund yang cenderung akan diturunkan untuk mengatasi pertumbuhan ekonomi yang lambat. Hampir semua usaha bisnis memfokuskan perhatiannya ke sana untuk mengetahui, apakah The Fed benar menurunkan suku bunganya, karena Amerika merupakan pasar potensial bagi produk negara-negara lain khususnya Asia, ucapnya. Mengenai dolar AS, menurut dia saat ini naik 0,1 persen menjadi 116,00 dan euro menjadi 158,40 atau naik 0,2 persen. Menguatnya dolar AS itu, karena pelaku berspekulasi mencari untung, setelah yen dalam beberapa hari menguat. (*)

Copyright © ANTARA 2007