Jakarta (ANTARA News) - Komunitas Bela Indonesia (KBI) melatih 1.000 orang menjadi juru bicara Pancasila di Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
Pelatihan yang dirujuk dari buku berjudul Rumah Bersama Kita Bernama Indonesia yang ditulis oleh Denny JA dan tim ini diselenggarakan di Hotel Neo Aston, mulai Jumat-Senin (5-8 Oktober 2018).
"Pelatihan ini akan menjadi stimulan positif bagi para peserta untuk mulai berkontribusi melawan gerakan negatif terutama di media sosial," kata Anick HT, Koordinator Utama KBI di Jakarta, Sabtu.
Menguatnya sektarianisme dan politisasi agama yang belakangan ini terjadi baik di dunia nyata dan di media sosial membuktikan bahwa Pancasila sebagai falsafah hidup sudah mulai tergerus dan mulai dipengaruhi ideologi dari luar.
Suar Asa Khatulistiwa (SAKA) kemudian ditunjuk menjadi rekanan KBI untuk melawan kekhawatiran tersebut melalui pelatihan intensif selama empat hari ke depan.
Organisasi nirlaba yang berdiri sejak 28 Oktober 2015 ini menaungi isu perdamaian dan demokrasi, kepemimpinan dan kemandirian, serta hak asasi manusia dan kebhinnekaan di Kalimantan Barat.
Pelatihan ini dibuka dengan menyanyikan bersama lagu kebangsaan Indonesia Raya. Selanjutnya, seusai menyanyikan lagu Indonesia Raya, Yentry Andy selaku perwakilan SAKA memberikan kata sambutan.
Yentry mengungkapkan keprihatinannya akan kerentanan konflik terutama etnis di Kalimantan Barat.
"Saya sangat prihatin melihat konflik yang ada di Indonesia khususnya Kalimantan Barat. Saya berharap, dengan pelatihan bersama KBI ini, selama empat hari nanti yang akan dilalui, peserta dapat menyamakan visi dalam merawat Indonesia ke depan sesuai yang dicita-citakan bersama," tuturnya.
Sementara Fasilitator KBI, Muhamad Isnur mengatakan bahwa diharapkan setelah mengikuti kegiatan ini, peserta dapat menjadi Juru Bicara Pancasila yang tak hanya bersuara lantang tentang Pancasila tetapi juga benar-benar memahaminya.
"Yang pasti output dari kegiatan ini agar peserta dapat menjadi juru bicara pancasila untuk isu antiterorisme dan antiradikalisme yang bukan hanya paham tentang pancasila tetapi juga berani menyampaikannya ke semua orang, sebanyak mungkin," jelasnya.
Sebanyak 40 peserta terpilih mengikuti kegiatan ini berasal dari beragam latar belakang suku, agama, dan organisasi akan diberi materi selama empat hari intensif tentang penulisan dan debat serta manajemen media sosial oleh Nurul Huda Maarif, Sholehudin A. Aziz, dan Indriyatno Banyumurti.
Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018