Jakarta (ANTARA News) - Ketua Panitia Penyelenggara Asian Para Games 2018 (INAPGOC) Raja Sapta Oktohari menyampaikan simpati dan duka mendalam kepada para korban bencana gempa bumi di Indonesia dalam upacara pembukaan Asian Para Games yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SU GBK) Senayan, Jakarta, Sabtu malam.
"Saat ini, hati kami masih merasakan duka yang mendalam akibat beberapa bencana alam yang melanda Indonesia di Lombok, Palu, dan Donggala," ujar Okto dalam sambutan upacara pembukaan.
INAPGOC membulatkan tekad dan untuk menyukseskan acara pesta multi-cabang olahraga disabilitas tertinggi kedua di dunia itu sehingga menjadi pelipur lara dan semangat bagi para korban bencana gempa bumi dan tsunami.
"Indonesia adalah negara besar, sebuah negara dengan 17 ribu pulau dan 23 juta populasi di mana 30 juta diantaranya adalah penyandang disabilitas," kata Okto.
Konsep persatuan berdasarkan Bhineka Tunggal Ika, menurut Okto, menjadi tema dalam upacara pembukaan Asian Para Games III itu.
"Pancasila mengajarkan kami tentang kemanusiaan yang adil dan beradab dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan semangat persatuan Indonesia. Itulah, semangat yang kami pilih sebagai tema upacara pembukaan ini. We are the one," ujarnya.
Selepas pembacaan pidato Ketua INAPGOC dan Presiden Komite Paralimpiade Asia Majid Rashed, seluruh atlet, ofisial, dan tamu undangan dalam upacara pembukaan lantas mengheningkan cipta untuk mendoakan korban gempa bumi dan tsunami di Lombok, Palu, dan Donggala.
Sebanyak 2.762 atlet dari 43 negara peserta akan mengikuti pertandingan 512 nomor pertandingan dari 18 cabang olahraga selain 16 nomor pertandingan non-medali pada cabang para-atletik dan para-renang.
Asian Para Games Jakarta 2018 merupakan perhelatan ketiga setelah digelar pertama di Guangzhou tahun 2010 dan di Incheon tahun 2014.
Baca juga: Gong Asian Para Games ditabuh, membawa pesan perubahan
Baca juga: Presiden Jokowi sambut atlet Asian Para Games 2018
Baca juga: Stadion GBK sempat hening doakan korban bencana Palu-Donggala
Pewarta: Imam Santoso
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018