Masyarakat tidak perlu merasa khawatir akan kehabisan BBM, karena stok sudah normal kembali

Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus mendorong BUMN terkait lebih meningkatkan suplai energi dan telekomunikasi di wilayah terdampak bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.

Pemerintah meminta PT Pertamina (Persero) memulihkan ketersediaan dan pasokan bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah daerah bencana.

"Dari hasil tinjauan Menteri BUMN Ibu Rini Soemarno ke sejumlah SPBU di Palu beberapa waktu lalu, memang terlihat masih ada antrean. Sebab, meski stok BBM sudah normal, tampaknya ada kepanikan di masyarakat, sehingga membeli dalam jumlah banyak," kata Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN Hambra Samal dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Untuk itu, lanjut Hambra, Kementerian BUMN meminta Pertamina menambah stok minimal tiga kali dari kebutuhan normal.

Hal tersebut dinilai penting demi menggerakkan kembali roda perekonomian Palu, Donggala, Sigi dan sekitarnya yang terdampak bencana.

Tercatat, hingga 5 Oktober 2018 sebanyak 17 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) telah kembali beroperasi dengan rincian 12 unit di Palu, empat unit di Donggala, dan satu SPBU di Sigi.

Selain itu, stok BBM dan elpiji di Terminal Donggala sudah kembali normal dengan rincian premium 1.735 kiloliter (kl), solar 4.881 kl, avtur 134 kl, dan elpiji 3 kg sebanyak 390 ton

Adapun rincian volume penyaluran BBM dan elpiji telah mencapai premium 379 kl, solar 114 kl, avtur 7.500 liter dan elpiji 21.900 kg.

Oleh karena itu, lanjut Hambra, diharapkan masyarakat tidak perlu merasa khawatir akan kehabisan BBM karena stok sudah normal kembali.

Kemudian, Pertamina juga sudah menjalankan operasi pasar elpiji untuk menghindari lonjakan harga di atas eceran yang telah ditentukan.

Dalam menjamin pelayanan, sejauh ini, Pertamina telah mengerahkan sebanyak 39 mobil tangki BBM (20 di Donggala, 17 di BBM penyangga dan 2 kiriman dari Jakarta), dua kapal tanker Pertamina yang membawa 1,2 juta liter premium, 2,2 juta liter solar dan 1,8 juta liter avtur yang telah berada di Pelabuhan Donggala.

Adapula 112 tabung elpiji 12 kg telah tersalurkan ke Dapur Umum Dinas Sosial, PLN, Yon Raider 3, Divisi 3/Kostrad dan Pemkot Palu.

Sebanyak 23.405 liter solar terdistribusi ke BTS Telkom di seluruh Sulteng serta 7.995 liter premium dan 43.127 liter solar telah terdistribusi ke rumah sakit, Basarnas, TNI, Bank, Pelni dan industri.

"Secara bertahap PLN juga telah berhasil mempercepat pemulihan sistem kelistrikan di sana, sehingga suplai energi pun perlahan bisa pulih kembali. Setelah ini diharapkan perekonomian Sulteng pun akan pulih seiring dengan proses rehabilitasi dan konstruksi," jelasnya.

Begitu pula dengan layanan telekomunikasi, dengan Telkom telah berhasil memulihkan sebanyak 1.486 base transceiver station (BTS) atau setara dengan 54 persen dari total 3.133 BTS yang terganggu.

Lalu,backbone metro, backbone radio, transmisi metro, dan sistem jaringan akses GPON telah pulih 100 persen.

Pada intinya, lanjut Hambra, pemulihan di Sulteng dan Sulbar sudah mencapai 54,96 persen dengan rincian Palu 22,97 persen, Donggala 20,92 persen, Sigi 17,26 persen, Parigi Moutong 39,63 persen, dan Morowali 85,8 persen.

Di luar itu, bantuan logistik dari BUMN untuk para korban pun terus mengalir. Bantuan berupa makanan dan kebutuhan dasar lainnya seperti genset, emergency lamp untuk penerangan, selimut, handuk, pakaian, tenda, dan obat-obatan.

"Bahkan, kemarin BUMN mengirimkan bantuan logistik menggunakan armada bantuan Airbus A400M milik Royal Malaysian Airforce. Bantuan yang dikirimkan yakni dua mobil tangki BBM dispenser ukuran lima kl pada 4 Oktober 2018 dan satu mobil tangki BBM dispenser lima kl pada 5 Oktober 2018. Di samping itu juga membawa kargo makanan dan minuman," imbuh Hambra.

Baca juga: Pertamina gelar operasi pasar elpiji di 12 lokasi bencana Sulteng
Baca juga: Menkominfo: jaringan komunikasi berangsur pulih di Sulteng


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018