Palu (ANTARA News) - Sebanyak 15 warga Kota Parigi Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, meninggal dunia akibat gempa 7,4 Skala Richter yang mengguncang di sekitar Kota Palu dan Donggala, Jumat (28/9).
"Korban meninggal dunia tersebut sudah teridentifikasi dan dimakamkan oleh keluarga masing-masing," kata Kepala Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parigi Moutong Arifin Amad saat dihubungi dari Palu, Sabtu.
Parigi Moutong merupakan salah satu kabupaten yang terkena dampak gempa 7,4 Skala Richer (SR), selain di Palu, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi.
Selain meningal dunia, ada 18 orang luka-luka terdiri atas anak-anak, orang dewasa dan lansia. Kemudian empat orang dinyatakan hilang dan 3.000 warga Parigi mengungsi ke pengungsian.
"Posko pengungsian saat ini, 11 posko dan sebanyak 609 bangunan rusak akibat gempa sudah termasuk fasilitas umum dan rumah warga," kata Arifin.
Baca juga: BNPB: korban meninggal gempa-tsunami Sulteng 1.649 orang
Hingga hari kedelapan pascagempa dan tsunami, pemerintah setempat telah menyalurkan bantuan logistik di tenda-tenda pengungsian. Bahkan bantuan pemerintah pusat sebanyak 700 paket sembako sudah masuk.
Sejak Jumat (5/10) Pemkab Parigi Moutong telah menambah sebanyak delapan ton pasokan BBM dan dua ton beras. Selain itu, bantuan lain ditangani Dinas Sosial setempat berupa 50 ton beras, tiga unit tenda pengungsi, enam unit tenda keluarga, dapur umum beserta genset serta 700 karton sandang.
"BNPB Sulawesi Tenggara selain mengerahkan personel untuk melakukan penanganan dampak gempa di Parigi Moutong, BNPB juga telah mengirimkan bantuan peralatan dan logistik," katanya.
Aparat TNI dan Polri telah dikerahkan untuk menjaga SPBU karena krisis BBM juga terjadi di Parigi Moutong.
PLN juga sudah mengirimkan tim memperbaiki jaringan listrik di Parigi. "Mudah-mudahan secepatnya jaringan listrik dinikmati masyarakat," katanya.
Sejauh ini, jalur Tawaeli-Toboli atau jalur kebun kopi yang menghubungkan ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah dan Parigi Moutong telah terhubung usai material longsor yang menutup badan jalan sudah dibersihkan sehingga arus lalu lintas di jalur tersebut sudah normal.
Baca juga: Warga masih mengunjungi wilayah Balaroa Palu
Baca juga: Pendataan WNA di Sulteng dilakukan secara manual
Baca juga: Dubes apresiasi penemuan jenazah warga Korea di Palu
Pewarta: Ricky Prayoga/Moh Ridwan
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018