Kalau kita melihat trennya baik besaran maupun gempa susulan yang ada menunjukkan semakin menurun, artinya energinya sudah mulai meluruh,
Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut frekuensi gempa bumi susulan di Sulawesi Tengah akan terus menurun, sejak gempa utama berkekuatan 7,4 SR mengguncang wilayah tersebut pada 28 September 2018.
Setelah gempa bumi utama, BNPB mencatat 451 gempa bumi susulan terjadi hingga Sabtu pukul 05.00 WIB, namun hanya 13 gempa bumi yang getarannya dirasakan.
"Kalau kita melihat trennya baik besaran maupun gempa susulan yang ada menunjukkan semakin menurun, artinya energinya sudah mulai meluruh," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu.
Sutopo berharap tidak terjadi lagi gempa susulan yang lebih besar, meskipun tidak bisa memprediksi secara pasti.
Pada hari kedelapan sejak gempa bumi disusul tsunami melanda Sulawesi Tengah, tercatat korban meninggal dunia sebanyak 1.649 jiwa, korban luka berat 2.549 orang, korban hilang 265 orang.
Bencana ini juga mengakibatkan 62.359 orang terpaksa mengungsi, serta 66.926 unit rumah dan 2.736 unit sekolah rusak.
Saat ini lebih dari 8.000 personnel tim SAR gabungan terus melakukan upaya evakuasi, pencarian, dan penyelamatan korban.
Baca juga: BNPB: Intensitas gempa di Sulteng semakin menurun
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2018